Kategori

2019/03/08

Hardiknas dan Harkitnas

Bangkit melalui Pendidikan

www.pixabay.com

Hari Pendidikan, Hari Kebangkitan dan Pengumuman UN. Entah mengapa, menurut saya tiga hal di atas memiliki keterkaitan. Yang membuat menarik, ketiganya sama-sama menjadi topik hangat dalam bulan Mei ini. Lalu apa keterkaitannya? Sebenarnya yang mana duluan yang muncul? Pendidikan atau kebangkitan? Yang mana yang menjadi faktor pemicu? Kalau menurut pengetahuan saya sih, pendidikan terlebih dahulu. Ada buktinya kok! Ada sebuah soal pada ulangan mata pelajaran Sejarah di kelas XI IPA yang kira-kira (karena cara menjawabnya tidak perlu tulis soal, melainkan langsung tulis jawaban saja. Jadi, ya, saya hanya bisa mengira-ngira bunyi soalnya) berbunyi “Apa faktor utama yang memicu lahirnya organisasi-organisasi pergerakan nasional?”

Sempat dibuat bingung, karena hal ini sepertinya tidak pernah dijelaskan secara eksplisit, maka mulailah murid-murid tersebut memutar otak, mencoba mengaitkan hal yang satu dengan yang lainnya. Ulangan tersebut tidak berlangsung lama, sesudah itu langsung diperiksa. Ternyata jawaban yang benar adalah pendidikan. Karena organisasi modern pertama, yakni Budi Utomo, didirikan oleh mahasiswa-mahasiswa STOVIA di Jakarta. Seperti kita ketahui bersama, STOVIA merupakan sekolah kedokteran yang didirikan sejak adanya politik etis. Sebelum 1920, siswa yang ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi semacam ini harus belajar ke Belanda terlebih dahulu. Berdasarkan tanggal lahirnya Budi Utomo, kita pasti mengerti bahwa 20 Mei 1908 itu lebih dulu daripada 1920. Berarti, Sutomo dkk. pernah bersekolah di Belanda. Melihat majunya Belanda, adanya organisasi-organisasi di sana, tercetuslah pemikiran untuk mendirikan hal serupa di Indonesia. Sebenarnya tujuan awalnya adalah untuk memperluas dan meningkatkan pendidikan bagi bangsa Indonesia. Gagasan itu lalu diperluas. Tetapi, walaupun Hari Pendidikan Nasional meminjam tanggal lahir Ki Hajar Dewantara, yaitu pada 2 Mei 1899, kan Beliau baru mendirikan perguruan Taman Siswa pada 3 Juli 1922 (berarti Budi Utomo lahir terlebih dahulu). Berarti kebangkitan duluan dong? Yaaa… Saya sih dari awal tidak pernah bilang bahwa Hari Pendidikan lebih dulu muncul daripada Hari Kebangkitan. Saya bilang pendidikan lebih dulu muncul daripada kebangkitan.

Nah, terlepas dari dua hal yang kesannya sudah kuno dan sudah lampau, namun berjasa besar bagi dunia pendidikan masa kini, yang penting sekarang, bagaimana cara memanfaatkan peluang pendidikan yang sudah mati-matian diciptakan oleh pendahulu kita? Layaknya kemerdekaan, kita pun perlu ‘mengisi’ kebangkitan dan pendidikan tersebut. Naaah, sekarang bisa dihubungkan dengan keberhasilan kakak-kakak kelas XII yang sudah mendapat pengumuman mengenai nilai Ujian Nasional (UN) mereka. Walaupun UN sekarang ini bukan lagi penentu mutlak mengenai lulus tidaknya siswa, namun tetap saja… Kalau ditanya lebih grogi menunggu hasil UN atau hasil Ujian Akhir Sekolah, rasanya semua lebih deg-degan menunggu hasil UN. Mungkin karena sesudah mengisi soal dengan teliti, dengan sebaik-baiknya, sisanya tinggal berserah. Kurang tebalnya bulatan pensil sehingga tidak terbaca di scanner atau kesalahan mengisi data, hal-hal seperti inilah yang membuat peserta hanya bisa berserah. Jadi, maksimalkan kesempatan yang ada, karena peluang mendapatkan ilmu seperti sekarang ini mungkin tidak ada jika tanpa perjuangan dari para pendahulu kita.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar