TARI KECAK
SEJARAH
Asal Muasal Munculnya Tari Kecak Bali
Tari Kecak
- Bali - Belum ada yang tahu darimana awal mulanya tari kecak muncul dan pertama
kali berkembang. Namun terdapat sebuah kesepakatan dari masyarakat Bali Kecak
yang menyebutkan bahwa Tari kecak pertama kali berkembang di Bona, Gianyar.
Pada awalnya tari kecak merupakan suatu seni musik yang di hasilkan dari
perpaduan suara yang biasa mengiringi tarian sahyang. Pada mulanya hanya dapat
di pentaskan di pura, karena Tarian Sahyang merupakan salah satu tarian sakral.
Namun pada tahun 1930an muncul seorang seniman bernama Wayan Limbak yang
bekerja sama dengan seorang pelukis dari Jerman yang bernama Walter Spies yang
mencoba mengembangkan tarian ini dengan mengambil bagian dari cerita ramayana
yang di dramatarikan sebagai pengganti dari tarian sahyang dengan tujuan agar
tarian ini dapat dipentaskan di depan khalayak ramai. Bagian cerita yang diambil
dan di dramatarikan awalnya adalah ketika Dewi Shinta di culik oleh Raja
Rahwana.
Tari Kecak sendiri mulai populer di mancanegara sejak tahun 1970'an ketika Wayan Limbak berkeliling dunia untuk mempromosikan tari ini.
Nama kecak adalah sebuah nama yang diambil dari suara yang keluar dari iringan tari tersebut yang berdendang "Cak " yang di dendangkan secara terus menerus,dimana suara "cak" ini memiliki arti yamg sangat signifikan di dalam pementasan tarian ini. Mayoritas pemain tari kecak adalah laki-laki yang jumlahnya bisa mencapai puluhan.
Tari Kecak sendiri mulai populer di mancanegara sejak tahun 1970'an ketika Wayan Limbak berkeliling dunia untuk mempromosikan tari ini.
Nama kecak adalah sebuah nama yang diambil dari suara yang keluar dari iringan tari tersebut yang berdendang "Cak " yang di dendangkan secara terus menerus,dimana suara "cak" ini memiliki arti yamg sangat signifikan di dalam pementasan tarian ini. Mayoritas pemain tari kecak adalah laki-laki yang jumlahnya bisa mencapai puluhan.
Tari Kecak juga sering disebut dengan "The Monkey Dance". Sekarang ini tari kecak sudah sangat populer baik di kalangan masyarakat Indonesia maupun di kalangan Turist asing. Boleh di katakan salah satu kebudayaan asal indonesia ini telah mendunia dan bertaraf internasional.
WALTER
SPIES = PELUKIS DARI JERMAN
WAYAN
LIMBAK= SENIMAN ASAL BALI
LOKASI
Tari Kecak
dipentaskan di beberapa tempat di Propinsi Bali, antara lain: di Pura Luhur
Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung; Desa Batubulan, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar; serta di Jalan Hanoman, Kecamatan Ubud, Kabupaten
Gianyar.
Tari Kecak
Uluwatu
- Lokasi : kecak dance uluwatu
ini di pertunjukan di dalam kawasan area pura Uluwatu
- Waktu : 18:00 s/d
19:00
- Kapan : Setiap Hari
- Tiket : Rp.70.000
Tari Kecak Ubud
- Lokasi : Kawasan Wisata
Ubud, lokasi berubah / bergilir
- Waktu : 19:00 s/d
20;00
- Kapan : Setiap Hari
- Tiket : Rp.75.000
Tari Kecak Batu
Bulan
- Lokasi : Kecak Dance di Batu
Bulan, berlokasi sama dengan Barong Dance Batu Bulan
- Waktu : 18:30 s/d 19:30
- Kapan : Setiap Hari
- Tiket : Rp. 100.000
Tari Kecak
Tanah Lot
- Lokasi : Kawasan wisata Pura
Tanah Lot ( bagian barat Pura, dekat restoran Melati )
- Waktu : 18:30
- Kapan : Setiap hari
- Tiket : Rp. 50.000
Keistimewaan
Berbeda dengan jenis seni pertunjukan Bali lainnya, Tari Kecak memiliki
keunikan karena tidak mengandalkan istrumen alat musik untuk mengiringi tarian,
melainkan paduan suara para penarinya. Irama bunyi “cak, cak, cak…” ditata
sedemikian rupa, sehingga menghasilkan suatu paduan yang sangat harmonis,
diselingi dengan beberapa aksen dan ucapan-ucapan lainnya. Para penari yang
membunyikan suara “cak, cak, cak…” tersebut biasanya bertelanjang dada dan
hanya mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur yang melingkari pinggang
mereka. Sementara tokoh Rama, Sinta, Rahwana, Hanoman, maupun Sugriwa memakai
pakaian seperti umumnya pada pertunjukan ketoprak.
Dalam tarian ini, ritme bebunyian yang diucapkan oleh para penari cukup
menghadirkan aura mistis bagi penonton. Apalagi setelah cerita Ramayana dalam
tarian ini selesai dipentaskan, pertunjukan disambung dengan tarian Sanghyang
Dedari dan Sanghyang Jaran yang para penarinya diyakini kemasukan roh halus,
sehingga kebal ketika menari di atas bara api.
Tarian Sanghyang Dedari merupakan tarian untuk mengusir roh-roh jahat yang
dipentaskan oleh dua gadis yang masih perawan. Sementara Sanghyang Jaran adalah
tarian yang dibawakan oleh lelaki kesurupan yang berjingkrak-jingkrak seperti
tingkah laku seekor kuda dan menari di atas bara api. Karena ciri khas dari
Tarian Sanghyang Jaran ini, Tari Kecak juga dikenal dengan sebutan Tarian Kecak
dan Api (Kecak and Fire Dance). Pertunjukan terakhir ini semacam
bonus yang dapat mengundang decak kagum para penonton. Usai pertunjukan,
penonton juga dipersilahkan untuk mengambil gambar bersama para penari.
Pemanfaatan
1.
Sebagai
upacara
Fungsi tari kecak sebagai sarana upacara merupakan bagian dari
tradisi yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari
generasi kegenerasi berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai ritual.
2.
Sebaga
isarana hiburan
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanyauntuk di
tonton. Tarian ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan
dalam menarikan.
3.
Sebagai
sarana pertunjukkan
Tari kecak pertunjukkan adalah bentuk komunikasi sehingga ada
penyampai pesan dan penerima pesan.Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari
pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
4.
Sebagai
sarana pendidikan
Proses
Tarian
Yang mereka lakukan pada saat
melakukan tarian kecak adalah duduk berbaris membentuk lingkaran, dan dengan
irama tertentu secara serempak dan bersahutan menyerukan "cak"
berulangkali sambil mengangkat kedua tangan. Berbeda dengan tarian seni tradisional yang
lain yang
biasanya menggunakan alat alat musik tradisional, pada seni tari kecak
samasekali tidak ada alat musik yang mengiringi, melainkan kata
"cak..cak..cak..cak" yang diserukan secara bersahutan dengan irama
yang ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan paduan suara yang sangatlah
harmonis dan terdengar indah di telinga. Tari kecak sebenarnya merupakan penggambaran dari
kisah Ramayana, dimana menceritakan proses saat barisan kera membantu Rama
melawan Rahwana. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa penari yang juga
memerankan tokoh-tokoh dalam cerita Ramayana, yakni Rama, Shinta, Rahwana,
Hanoman, dan juga Sugriwa. Namun demikian, Kecak sendiri sejatinya berasal dari
ritual sanghyang, yakni tradisi tarian yang mana para penarinya akan berada
pada kondisi tidak sadar, kemudian melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh
para leluhur dan selanjutnya menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Satu hal yang mungkin perlu kita ketahui, meskipun
tari kecak merupakan tarian tradisional khas bali, tetapi menurut referensi
yang ada pada wikipedia, tari kecak sebenarnya pada proses penciptaannya
melibatkan seorang seniman dari negara Jerman. Pada tahun 1930, Wayan Limbak
bersama dengan Walter Spies, seorang pelukis Jerman, berusaha menciptakan
sebuah tarian yang merupakan perwujudan dari gabungan antara tradisi Sanghyang
dan alur cerita Ramayana, hingga akhirnya terciptalah tarian kecak. Adapun
mengenai tarian kecak sendiri yang kemudian bisa menjadi terkenal dan populer
hingga ke mancanegara, semua itu tak lepas pula dari peran Wayan Limbak, yang
pada waktu itu melakukan tour seni dan menggelar pertunjukan tari kecak di
berbagai negara.
Cerita yang paling popular
dalam tari kecak adalah cerita Ramayana pada bagian dimana Raja Rama dan
istrinya Dewi Shita serta adiknya Laksamana tengah berada di dalam hutan karena
diasingkan dari kerajaan mereka. Berikut scene scene dalam tari kecak :
Scene
1 :
Rama Sita dan Laksamana sedang
berada dalam hutan tiba tiba muncul seekor kijang emas (penjelmaan dari
pembantu Raja Rahwana yang ditugaskan untuk memancing agar Rama meninggalkan
Sita sendirian) mendekati mereka kemudian menjauh seakan ingin mengajak mereka
bermain melihat kijang yang lucu tersebut Sita minta ke pada raja Rama untuk
menangkapnya. Sebelum Rama pergi meninggalkan Sita, Rama minta adiknya
Laksamana menjaga Sita, kemudian Rama meninggalkan Sita dan laksamana untuk
mengejar kijang emas yang berlari menjauh………. Tak selang beberapa lap kemudian
terdengar suara kesakitan yang mirip suara Rama serta minta tolong…… .
Mendengar itu Sita merasa cemas kemudian minta Laksamana untuk menyusul Rama,
Laksamana tidak percaya kalau suara itu adalah suara Rama karena dia tahu Rama
tidak mungkin dapat dilukai oleh sekor kijang. Namun Sita tidak mau mengerti
dia malah marah pada Laksamana dan menuduh Laksamana sengaja membiarkan Rama
mati sehingga dia bisa mengawini Sita kelak. Karena terus didesak oleh Sita
akhirnya Laksmana mau pergi menyusul Rama. Sebelum meninggalkan Sita
sendirian Laksamana membuat lingakaran dan minta Sita untuk tetap berada dalam
lingkaran. Setelah Laksamana pergi kemudian muncul sorang pendeta yang
sebenarnya adalah penjelmaan Rahwana. Pendeta ini minta air kepada Sita. Karena
merasa iba Sita memberikan air kepada pendeta tersebut dengan menjulurkan
tangannya keluar lingkaran. Seketika itu juga pendeta tua itu berubah menjadi
Rahwana. Kemudian membawa Sita pergi.
Scene 2
Dikisahkan Sita telah berada
di Kerajaan Alengka ditemani oleh Trijata – kemenakan dari Rahawana yang
ditugaskan untuk menjaga Sita. Sita terlihat sedih menangisi nasib yang
menimpanya sanbil terus berharap Rama datang untuk menyelamatkannya. Kemudian
muncul Kera Putih – Hanoman. Pada awalnya Sita mengira Hanoman ini juga
merupakan penjelmaan Rahwana, namun setelah Sang Hanoman menjelaskan bahwa
dirinya adalah utusan dari Raja Rama, serta menyerahkan cincin sebagai bukti.
Kemudian Sita memberikan bunga kepada Hanoman untuk diserahkan kepada raja
Rama. Sebelum meninggalkan kerajaan Alengka Hanoman membakar taman dan beberapa
tempat di kerajaan Alengka sebagai pesan pada Rahwana bahwa Rama akan datang
untuk menyelamatkan Sita.
Scene 3
Peperangan dimulai, Rama
dengan pelayannya bernama Tualen serta tentara keranya tiba di Alengka untuk
menyerang dan menghancurkan kerajaan Rahwana. Pada awal pertempuran putra
Rahwana yang bernama Megananda serta pelayannya Delem berhasil mengalahkan
Mengikat Rama dengan kekuatan sihirnya sehingga Rama serta anak buahnya tidak
bisa bergerak dan menjadi lemas. Kemudian Rama berdoa memohon kepada para
Dewata untu k menyelamatkannya, kemudian munculah seekor burung garuda membantu
Rama melepaskan diri dari sihir Megananda.
Scene 4
Kemudian Rama beserta
tentaranya kembali pulih seperti sedia kala lalu Rama memerintahkan Raja Kera
Sugria untuk melawan Megananda, Pada scene ini para penari cak akan membentuk 2
kelompok satu kelompok menjadi tentara Megananda, satu kelompok yang lain menjadi
tentara Sugriwa. Dalam pertempuran ini Sugriwa berhasil mengalahkan Megananda.
Kemudian para penari cak kembali menjadi satu kelompok.
Scene 5
Diceritakan bahwa Rahwana
telah dapat dikalahkan dan Rama berkumpul kembali dengan istrinya Sita. Pertemuan
mereka ini disaksikan oleh Laksamana, Sugriwa dan Hanoman.
Mitos
Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari
"Cak" atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal
atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya
menggambarkan seni peran dari "Lakon Pewayangan" seperti Rama Sita
dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan,
odalan dan upacara lainnya.
Tarian ini di pertunjukan oleh banyak penari
laku-laki yang biasanya berjumlah puluhan atau lebih. Penari laki-laki yang
duduk berbaris melingkar dan menyerukan irama ‘cak’ dan mengangkat kedua lengan
yang menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu nya melawan
Rahwana. Berasal dari ritual Sanghyang yang berarti penarinya menari dalam
kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau Roh Para leluhur
dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya pada masyarakat. Tidak ada catatan
siapa yang menciptakan Tari kecak. Bentuk-bentuk ‘sakral’ dalam tari kecak biasanya
ditunjukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu secaara gaib sehingga tidak
terbakar oleh api. Selain itu, wanita yang sedang mengalami menstruasi juga
tidak di perkenan kan memasuki wilayah pura atau menonton taru kecak karena
dianggap tidak menghormati tempat sakral.
Pola Tari Kecak
Sebagai suatu pertunjukan tari
kecak didukung oleh beberapa factor yang sangat penting, Lebih lebih dalam
pertunjukan kecak ini menyajikan tarian sebagai pengantar cerita, tentu musik
sangat vital untuk mengiringi lenggak lenggok penari. Namun dalam dalam Tari
Kecak musik dihasilkan dari perpaduan suara angota cak yang berjumlah sekitar
50 – 70 orang semuanya akan membuat musik secara akapela, seorang akan
bertindak sebagai pemimpin yang memberika nada awal seorang lagi bertindak
sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah
seorang bertindak sebagai penembang solo, dan sorang lagi akan bertindak
sebagai ki dalang yang mengantarkan alur cerita. Penari dalam tari kecak dalam
gerakannya tidak mestinya mengikuti pakem pakem tari yang diiringi oleh
gamelan. Jadi dalam tari kecak ini gerak tubuh penari lebih santai karena yang
diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara.
Perkembangan Tari kecak di BaliKesenian Tari kecak di Bali mengalami terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak tahun 1970-an. Perkembangan yang bisa dilihat adalah dari segi cerita dan pementasan. Dari segi cerita untuk pementasan tidak hanya berpatokan pada satu bagian dari Ramayana tapi juga bagian bagian cerita yang lain dari Ramayana.
Kemudian dari segi pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di satu tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali mulai mengembangkan Kesenian tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak dimana anggotanya biasanya para anggota banjar.
Kegiatan kegiatan seperti festival kesenian tari Kecak juga sering dilaksanakan di Bali baik oleh pemerintah atau pun oleh sekolah seni yang ada di Bali. Serta dari jumlah penari terbanyak yang pernah dipentaskan dalam kesenian tari kecak tercatat pada tahun 1979 dimana melibatkan 500 orang penari.
Pada saat itu dipentaskan kecak dengan mengambil cerita dari Mahabarata.Namun rekor ini dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan yang menyelenggarakan kecak kolosal dengan 5000 penari pada tanggal 29 September 2006, di Tanah Lot, Tabanan, Bali.
Ciri Khas Tari
Kecak
Ciri khas tari kecak adalah harmonisasi suara dan gerak yang ditampilkan
puluhan penarinya dan semuanya itu dilakukan bahkan tanpa adanya seseorang yang
bertugas sebagai pemberi komando. Tentu tidak mudah mengharmonisasikan suara
dan gerak sekian puluh orang untuk menjadi sebuah rangkaian tari bernuansa
magis tersebut. Inilah salah satu keunggulan Bali, selain memiliki pesona keindahan
alam yang menjadikannya dinobatkan sebagai Pulau Dewata, Bali juga mampu
mengolah dan mengemas seni budayanya menjadi sebuah sajian atau atraksi wisata
yang menarik bagi wisatawan.
Perlengkapan tari kecakTari kecak seperti yaang sudah sering di bahas dalam laporan ini tidak menggunakan alat musik seperti tari tradisional lainnya. Satu-satunya bunyi alat musik yang terdengar hanya kicringan yang di kenakan setiap penari dan akapela suara cak yang di keluarkan dari mulut.
Kostum yang di kenakan oleh para penari kecak tidak banyak menggunakan ornamen. Penari laki-laki hanya menggunakan kain bercorak-corak kotak yang menyerupai papan catur. Kain corak tersebut di pakai dengan cara dililitkan ke pinggang. Tidak lupa para penari mengenakan ikat keala yang terbuat dari kain khusus dengan hiasan setangkai bunga yang disematkan di telinga.
TARI KECAK GO INTERNASIONAL
Meski terlihat cukup sederhana namun tidak bisa dipungkiri tari keccak punya daya tarik sendiri. Tari kecak ini ternyata mampu menembus dunia. Pertunjukan tari kecak sudah Go International.
Tari kecak sudah banyak melanglang buana dengan pagelaran taariannya. Biasanya sesuai dengan pertunjukan pertama akan selalu disusul dengan pertunjukan-pertunjukan lain di seetiap negara.
Biasanya negara-negara yang dikunjungi di tingkat nasional, sebelumnya telah mendengar kekhasan tari Kecak ini dari para turis yang pernah ke Bali. Sehingga selain di dorong oleh rasa ingin membuktikan atas penuturan teman-teman senegaranya yang pernah berkunjung ke Bali.
Hal ini benar-benar menjadi suatu promosi budaya yang terjadi secara tidak langsung. Di mana yang mempromosikan budaya khas negara Indonesia adalah para turis dan wisatawan mancanegara. Namun kenyataannya itulah fakta yang terjadi sebenarnya.
Sanggar Tari kecak:
·
Sanggar Paripurna
Bertaraf internasional. Dibentuk oleh I Made Sidja pada 1 April 1990 di Desa Bona, Kecamatan Blahbatu
Bertaraf internasional. Dibentuk oleh I Made Sidja pada 1 April 1990 di Desa Bona, Kecamatan Blahbatu
·
·
·
Sanggar Sila Budaya Batubulan Bali
Pakaian
รจ
Pakaian
yang digunakan oleh para laki-laki yang dalam tarian tersebut adalah kera
disebut dengan Adat Madya. Sedangkan pakaian yang digunakan oleh penari lainnya
tidak memiliki nama karena itu hanya kostum yang dikenakan tokoh ceritanya.