WAWANCARA
www.pixabay.com |
Wawancara adalah tanya
jawab dengan maksud memperoleh data untuk keperluan tertentu tanya jawab itu
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yakni orang mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan yang diwawancarai (nara sumber) yakni orang yang memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.
Di
satu pihak, wawancara diidentifikasikan dengan kerja wartawan suatu media.
Sedang di sisi lain, wawancara juga berlaku dalam aktivitas penelitian, tes ,
maupun seleksi baik siswa, mahasiswa, ataupun pegawai.
Dalam pembelajaran kali ini kalian
memahami berbagai bentuk wawancara.
1.
Wawancara dalam Dunia Jurnalistik
www.pixabay.com |
Seorang jurnalis atau wartawan yang pekerjaanya mencari dan
menyusun berita untuk dimuat di berbagai media, diharapkan memiliki kemampuan
dalam hal pengamatan dan analisis, serta mampu melakukan konfirmasi agar
akurasi dan objektivitas berita dapat diwujudkan.
Untuk itulah seorang jurnalis harus
membekali diri dengan persiapan baik memahami masalah, konsistensi pada arah
pemberitaan, maupun memahami latar belakang orang yang akan menjadi narasumber
atau diwawancarai. Dengan demikian, terjadi pendalaman suatu masalah sehingga
pendengar, pembaca, atau pemirsa tidak hanya disuguhi sebuah berita yang “kering”
tetapi sebuah peristiwa. Tentu, kerja seorang jurnalis sangat berbeda dengan
penyidik atau interogator dalam proses pengadilan.
a. On the Record
Kategori
‘on the record’ menunjuk
keleluasaan wartawan untuk menuliskan nama dan jabatan narasumber. Demikian
juga pendapat, informasi, tanggapan, atau opini narasumber dapat dikutip secara
langsung.
b. Background
Dalam
kategori ‘background’ wartawan
tidak diperbolehkan menyebutkan nama dan jabatan narasumber. Meski demikian,
wartawan dapat mengutip pendapat, gagasan, informasi, maupun fakta dengan
diawali frase-frase :
*
a. Menurut sumber yang terpercaya di ……….
*
b. Menurut sumber yang berwenang …….
c. Deep Background
Dalam
kategori ‘deep background’ wartawan tidak boleh menyebut kutipan
langsung. Demikian juga identitas narasumber tidak dapat dipublikasikan. Bila
wartawan berhadapan dengan kategori ‘deep background’ maka dapat menggunakan
frase :
*a.
Menurut keterangan …….
*b.
Diperoleh kabar bahwa …..
d. Off the Record
Dalam
kategori ‘off the record’
wartawan tidak dapat mempublikasikan hasil wawancara. Semua keterangan, data, fakta, tanggapan, pendapat,
maupun opini narasumber hanya berfungsi medalami latar belakang permasalahan.
Dapat juga terjadi ‘off the record’ menunjuk dampak yang ditimbulkan
bila keterangan atau informasi dipublikasikan.
2.
Wawancara seleksi
www.pixabay.com |
Wawancara seleksi berkaitan dengan organisasi, instansi,
maupun badan usaha. Bentuk wawancara yang dilakukan demi rekrutmen anggota,
pegawai, maupun pimpinan sehingga lebih terarah pada proses penjaringan. Ada beberapa ketegori
wawancara seleksi :
a.
Wawancara
Terarah
Bentuk
wawancara yang telah dirancang baik bentuk dan model pertanyaan, spesifikasi
dan aspek-aspek yang akan dicapai : keterampilan, kahlian, kecerdasan,
kepemimpinan, karakter, maupun integritas pribadinya.
b.
Wawancara Bebas
Bentuk wawancara yang tidak terikat
pada bentuk dan model pertanyaan, tetapi selalu bertumpu pada situasi
interviewee yang dihadapi. Tentu saja, dibutuhkan interviewee yang tangguh,
tanggap, dan terampil.
c.
Wawancara Panel
Bentuk wawancara seleksi
ini mengandaikan lebih dari satu interviewee dengan bidang keahlian
masing-masing. Interviewee dapat menghadapi seorang psikolog, ahli hukum,
sosiolog, maupun ekonomi dalam waktu yang bersamaan. Itu sebabnya disebut
wawancara panel, dalam pengertian dalam ruang-waktu yang sama seorang
interviewee harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berbeda sudut pandang dan
urgensinya.
Urgensi
wawancara seleksi dapat dirumuskan sebagai berikut :
1). memilih
calon anggota (kader) atau pegawai yang memenuhi kriteria dan sejalan dengan
visi, misi, dan orientasi organisasi, instansi, maupun badan usaha yang
menyelenggarakan
2). menilai
langsung berbagai faktor baik motivasi, dedikasi, maupun integritas pribadi
3). Menilai
langsung ekspresi diri, penampilan, dan kekuatan mental.
3.
Wawancara Penilaian
www.pixabay.com |
Bentuk wawancara penilaian sangat populer dewasa ini. Dapat
digunakan untuk bidang akademis (ujian lisan), polling atau jejak pendapat
dengan menggunakan telepon, ataupun pemilihan pemenang dalam suatu lomba karya
ilmiah. Ada
beberapa kategori atau bentuk wawancara yang dapat digunakan untuk penilaian :
a.
Wawancara bebas
Wawancara
bebas menunjuk suatu proses penjaringan data, fakta, keterangan, pendapat tanpa
disertai daftar pertanyaan terlebih dahulu. Bentuk dan model pertanyaan lebih
didasarkan pada perkembangan situasi, tanggapan, pendapat interviewee.
Wawancara
individual adalah bentuk wawancara yang dilakukan oleh seseorang (interviewer)
dengan responden atau narasumber (interviewee) tunggal. Disebut juga wawancara
perseorangan baik untuk kepentingan investigasi, seleksi, maupun pemberitaan.
b.
Wawancara individual
Wawancara
individual adalah bentuk wawancara yang dilakukan oleh seseorang (interviewer)
dengan responden atau narasumber interviewee) tunggal. Disebut juga wawancara
perseorangan baik untuk kepentingan investigasi, seleksi, maupun pemberitaan.
c.
Wawancara Konferensi
Wawancara
konferensi adalah bentuk wawancara antara seorang pewawancara dan sejumlah
responden atau wawancara antara sejumlah pewawancara dan seorang responden atau
narasumber.
d.
Wawancara Terbuka
Wawancara
terbuka adalah bentuk wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas
atau tidak terikat jawabannya. Artinya, meskipun pewawancara mempersiapkan
daftar pertanyaan tetapi dalam praktisnya dapat dikembangkan berdasarkan respon
dari narasumber.
e.
Wawancara Tertutup
Wawancara
tertutup adalah bentuk wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang terbatas
jawabannya. Hal ini berlaku untuk angket, kuesioner, jejak pendapat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar