RANGKAIAN LISTRIK
I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia tidak
lepas dari berbagai macam kebutuhan. Baik kebutuhan primer, sekunder, dan
tersier. Kebutuhan primer mencakup sandang, pangan, papan. Namun, untuk era globalisasi
seperti sekarang ini, listrik juga sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
primer manusia. Hal ini terbukti dengan kehidupan manusia yang selalu
membutuhkan listrik.
Semua
barang elektronik membutuhkan listrik. Listrik itu sendiri merupakan sumber
dari beberapa rangkaian listrik. Rangkaian listrik dibedakan menjadi rangkaian
seri dan rangkaian paralel. Keduanya sangat banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Seperti pada rangkaian lampu.
Atas
fenomena terserbut, kami ingin meneliti perbedaan dari rangkaian seri dan
rangkaian paralel. Perbedaan tersebut ada pada terang gelapnya lampu dan
penggunaan daya listrik yang digunakan untuk menyalakan bohlam lampu
tersebut.agar masyarakat dapat memilih rangkaian listrik yang tepat untuk
pemenuhan kebutuhan mereka.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa perbedaan
rangkaian seri dan rangkaian paralel?
2. Bagaimana
penggunaan daya dalam rangkaian seri dan paralel?
3. Bagaimana
keuntungan dan kerugian penggunaan rangkaian listrik seri?
4. Bagaimana
keuntungan dan kerugian penggunaan rangkaian listrik paralel?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.
Mengetahui perbedaan rangkaian listrik seri dan paralel.
2.
Mengetahui penggunaan perbedaan daya dalam rangkaian seri dan paralel.
3.
Mengetahui keuntungan dan kerugian penggunaan rangkaian seri.
4.
Mengetahui keuntungan dan kerugian penggunaan paralel.
1.4 RUANG LINGKUP
Rangkaian listrik seri
adalah rangkaian yang terdiri dari 2 buah lampu atau lebih yang disusun secara
berderetan atau berurutan.
Rangkaian
listrik paralel adalah rangkaian yang terbentuk jika dua buah bola lampu atau
lebih dihubungkan secara berderet dan mempunyai percabangan.
Efisiensi
pemakaian adalah dalam hal terang gelapnya nyala bohlam lampu dan boros
hematnya penggunaan baterai.
1.5 HIPOTESIS
1.
Rangkaian
listrik seri akan lebih redup, namun lebih hemat memakan daya baterai.
2.
Rangkaian
listrik paralel akan lebih terang, namun lebih boros memakan banyak daya
battery.
II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber
listrik dengan alat-alat listrik lainnya yang mempunyai fungsi tertentu.
Berdasarkan susunan hubungan alat-alat listrik, maka rangkaian listrik tersusun
dengan tiga cara, yaitu: rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian
campuran.
Rangkaian
seri adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun berurut tanpa cabang.
Kelebihan dari
rangkaian seri adalah :
Lebih menghemat daya
yang dikeluarkan pada baterai.
Pengerjaan yang singkat , dan tidak memerlukan
banyak penghubung pada penyambungan jalur sehingga hemat kabel dan saklar
(hemat biaya)
Kekurangan rangkaian
seri adalah :
Jika salah
satu komponen dicabut atau rusak maka komponen yang lain tidak akan berfungsi
sebagai mana mestinya.
Rangkaian listrik paralel adalah suatu rangkaian
listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama.
Kelebihan
dari rangkaian pararel adalah :
Jika salah satu komponen dicabut atau
rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Kekurangan dari
rangkaian pararel adalah :
Susunan paralel dalam
rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak.
III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini
dilaksanakan bulan November 2018, bertempat di Laboratorium Fisika SMA
Tarakanita Gading Serpong
3.2 Populasi dan Sampel
- Rangkaian Listrik
>
Rangkaian Listrik Pararel.
>
Rangkaian Listrik Seri.
- Baterai
>
Baterai ABC kelas AAA.
- Bohlam
>
Bohlam Kecil untuk percobaan sederhana.
3.3 Teknik dan Metode
Penelitian ini menggunakan teknik percobaan dan metode observasi.
Percobaan pengukuran daya rangkaian seri dan
paralel, serta observasi
1.
Avometer
(Ampere ,volt, ohm, meter)
(Ampere ,volt, ohm, meter)
2.
Kabel
3.
Lampu
kecil
4.
Baterai
AAA
5.
Saklar
3.5 LANGKAH KERJA
1.
Menyediakan
avometer (Ampere, volt, ohm meter), kabel, lampu kecil, baterai AAA, dan
saklar.
2.
Menentukan
dan susun alat-alat tersebut menjadi rangkaian listrik seri dan rangkaian
listrik paralel.
3.
Mengukur
kuat arus terhadap rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan
menggunakan amperemeter dan mencatatnya.
4.
Mengukur
hambatan terhadap rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan
menggunakan ohmmeter.
5.
Mengukur
tegangan terhadap rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan
menggunakan voltmeter dan mencatatnya.
6.
Menyalakan
rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel tersebut selama 30 menit.
7.
Mengukur
kembali hambatan, tegangan, dan arus listrik pada rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel tersebut dan mencatatnya.
IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Ò Rangkaian Seri
Mula– mula :
Hambatan (R) = 3,5 ohm
Arus (I) = 0,183 ampere
Tegangan (V) = 3,07 volt
Setelah 30 menit dinyalakan
:
Hambatan (R) = 3,5 ohm (selisih = 0 ohm)
Arus (I) = 0,155 ampere (berkurang =
0.028 ampere)
Tegangan (V) = 2,84 volt (berkurang =
0.23 volt)
Keterangan : Terang lampu tidak merata dan tingkat
keterangannnya redup.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa ketika
lampu dipasang dalam rangkaian seri, nyala terang lampu dominan redup. Hal ini
menunjukkan bahwa arus yang mengalir di rangkaian seri relatif kecil. Dengan
tegangan 3,07 volt dan komposisi bahan sama, menghasilkan hambatan 3,5 ohm dan
hanya mampu menghasilkan arus listrik 0,183 ampere. Hal ini menunjukkan bahwa
pada rangkaian seri terjadi arus yang relatif kecil, meskipun dengan tegangan
yang cukup besar.
Pada rangkaian seri memiliki arus yang sama, sehingga tegangan yang dimiliki menjadi terbagi.
Pada rangkaian seri memiliki arus yang sama, sehingga tegangan yang dimiliki menjadi terbagi.
Dengan
terbaginya tegangan maka hambatan yang dihasilkan menjadi cukup besar, sehingga
arus yang mengalir menjadi relatif kecil.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa ketika
lampu dipasang dalam rangkaian paralel, nyala terang lampu dominan redup. Hal
ini menunjukkan bahwa arus yang mengalir di rangkaian paralel cukup besar.
Dengan tegangan yang hampir sama 2,96 volt dan komposisi bahan sama,
menghasilkan hambatan 1,1 ohm dan mampu menghasilkan arus listrik 0,593 ampere.
Nilai hambatan pada rangkaian paralel tersebut relatif kecil jika kita bandingkan
dengan nilai hambatan yang ada pada rangkaian seri. Dengan demikian membuktikan
bahwa pada rangkaian paralel, arus yang mengalir cukup besar dengan hambatan
yang kecil. Pada rangkaian paralel memiliki tegangan yang sama sehingga memungkinkan
arusnya terbagi. Dengan terbaginya tegangan, maka hambatan yang ada menjadi
lebih kacil.
Dengan
hambatan yang lebih kecil tersebut, memungkinkan arus menjadi stabil dan terang
lampu menjadi merata.
Namun setelah dinyalakan selama 30 menit.
Berdasarkan data tersebut, pada rangkaian seri memiliki selisih berkurangnya
nilai arus dan tegangan yang relatif lebih kecil dibandingkan pada rangkaian
paralel. Pada rangkaian seri arus (I) berkurang 0,028 ampere menjadi 0,155
ampere dan tegangan berkurang 0,23 volt menjadi 2,84 volt hal ini lebih kecil
dibandingkan dengan rangkaian paralel. Pada rangkaian paralel arus (I)
berkurang 0,133 ampere menjadi 0,460
ampere dan tegangan (V) berkurang 0,24 volt menjadi 2,72 volt.
Hal ini membuktikan bahwa pada rangkaian seri
lebih menghemat daya yang dikeluarkan dari baterai, sehingga rangkaian seri
memiliki tingkat ketahanan yang lebih lama dibandingkan dengan rangkaian
paralel.
V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1.
Rangkaian
paralel memiliki kuat arus lebih besar dari pada rangkaian seri.
2.
Rangkaian
paralel memiliki percabangan yang berfungsi memperkecil hambatan.
3.
Rangkaian
paralel lebih efektif digunakan dalam lingkungan rumah tangga karena memiliki
hambatan yang kecil.
4.
Rangkaian
paralel memiliki tegangan yang sama.
5.
Rangkaian
seri memiliki arus yang sama.
6.
Rangkaian
seri memiliki tingkat ketahanan yang lebih lama dari pada rangkaian paralel.
5.2 SARAN
Dalam penelitian ini,
pengamatannya melibatkan penggunaan avometer ( ampere, volt, ohm meter ).
Kecakapan siswa dalam menggunakan alat tersebut sebaiknya dilatih terlebih
dahulu hingga mahir, sehingga proses pengamatan dapat dilakukan dengan cepat.
Sebaiknya
siswa menggunakan kabel buaya karena akan mempermudah proses merangkai
rangkaian listrik baik seri dan paralel, serta akan memberikan ke akuratan data
yang lebih dibandingkan menggunakan kabel biasa. Untuk penelitian seterusnya
sebaiknya siswa memperhatikan kedua hal tersebut.
Kami juga menyarankan untuk
para peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut, untuk memakai beberapa kaitan
lain seperti pengaruh luas penampang kabel listrik serta panjang kabel listrik
dengan daya yang dipakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar