Gaji Membawa Awal
Baru
*Suatu hari di pagi yang cerah terlihat seorang mahasiswi (Auriel)
sedang berdiri di depan perusahaan Ling.
Auriel : “Ah! Pasti hebat sekali bisa bekerja di tempat
ini.”
*Tidak lama terlihat seorang mahasiswi (Dhita) datang ke
tempat itu.
Dhita : “Ah! Aku ingin sekali setelah lulus bisa bekerja di
tempat ini pasti asyik.”
*Disitulah pertemuan pertama Dhita dan Auriel.
Bagian 1
2 tahun kemudian…
*Di perusahaan Ling melamar pekerjaan.
Michelle (HRD): “ Pelamar nomor urut 1 silahkan masuk ke
ruangan.”
Dhita : “ Selamat pagi, bu ”
HRD : “ Selamat pagi. Silahkan duduk, dengan Dhita benar? “
Dhita: “ Benar, bu. Ini bu persyaratannya. “
HRD : “ Okay sebentar saya baca dulu ya. Hmm persyaratannya
sudah lengkap semua dan kami tertarik untuk mengajak anda bergabung dengan
perusahaan kami tapi..”
Dhita: “ Tapi apa ya bu?”
HRD: “ Tapi menurut kami, permohonan gaji yang anda ajukan
terlalu besar.”
Dhita: “ Saya kira tidak besar, bu. Saya mengajukan ini juga
penuh pertimbangan, bu. Saya adalah anak perantauan bu jadi saya
membutuhkan biaya untuk membayar uang kost belum juga saya harus mengirimkan
uang ke orang tua saya di kampung serta saya harus membayar semua pengeluaran
adik-adik saya bu.”
HRD :” Hmmm begitu rupanya tapi 7 juta rupiah masih terlalu
besar karna anda baru pertama kali bekerja bagaimana jika 5 juta? “
Dhita: “ Maaf, bu. Itu sudah saya hitung dengan benar dengan
kebutuhan bulanan saya. Saya harus membayar semua pengeluaran 2 adik-adik saya,
bu .Saya juga belum memiliki kendaraan pribadi bu jadi pulang pergi
memnggunakan angkutan umum dan kost saya lumayan jauh bu dari sini. Saya mohon
pertimbangkan kembali bu.”
HRD: “ Baiklah bagaimana dengan Rp. 5.200.000,00?”
Dhita : “Apa tidak bisa dinaikan sedikit lagi saja bu?”
HRD: “ Hmm, baiklah bagaimana dengan Rp.5.500.000,00? Itu
sudah penawaran paling tinggi kami.”
Dhita : “Baiklah kalau begitu saya setuju dengan gaji Rp. 5.500.000,00.”
HRD: “ Kalau begitu, selamat bergabung dengan perusahaan
kami.”
Dhita: “Terima kasih,bu. ”
*Pelamar selanjutnya
HRD : “ Pelamar nomor urut 2 silahkan masuk ke ruangan.”
Auriel : “ Selamat pagi, bu ”
HRD : “ Selamat pagi. Silahkan duduk, dengan Auriel benar? “
Auriel : “ Benar, bu. Ini bu persyaratannya. “
HRD : “ Okay sebentar saya baca dulu ya. Hmm persyaratannya
sudah bagus semua dan kami tertarik untuk mengajak anda bergabung dengan
perusahaan kami hanya saja..”
Auriel : “ Hanya apa ya bu?”
HRD : “ Hanya saja menurut kami, permohonan gaji yang anda
ajukan terlalu besar.”
Auriel : “ Saya kira tidak besar, bu. Saya mengajukan ini
juga penuh pertimbangan, bu. Saya adalah anak pertama bu jadi saya menjadi
tulang punggung keluarga,bu. Saya juga harus membayar semua pengeluaran
adik-adik saya bu.”
HRD :” Hmmm begitu rupanya tapi 7 juta rupiah masih terlalu
besar karna anda baru pertama kali bekerja bagaimana jika 5 juta? “
Auriel : “ Maaf, bu. Itu sudah saya hitung dengan benar
dengan kebutuhan bulanan saya. Saya harus membayar semua pengeluaran 4 adik-adik
saya, bu. Rumah saya juga jauh bu dari kantor ini. Saya mohon pertimbangkan
kembali bu.”
HRD: “ Baiklah bagaimana dengan Rp. 5.500.000,00?”
Auriel : “Apa tidak bisa dinaikan sedikit lagi saja bu? Saya
janji saya tidak akan mengecewakan perusahaan ini ibu boleh pegang janji saya.”
HRD: “ Saya suka kepercayaan diri anda, baiklah bagaimana
dengan Rp.6.000.000,00? Itu sudah penawaran paling tinggi yang kami tawarkan.”
Auriel : “Baiklah kalau begitu saya setuju dengan gaji Rp. 6.000.000,00.”
HRD: “ Kalau begitu, selamat bergabung dengan perusahaan
kami.”
Auriel: “Terima kasih,bu. ”
Bagian 2
Pertemuan kedua Dhita dan Auriel
Dhita : “ hai kamu yang waktu 2 tahun lalu berdiri di depan
perusahaan ini kan?”
Auriel : “ Hmm, ah iya Kamu juga bukan?”
Dhita : “ Gimana kamu keterima kerja disini?”
Auriel : “ Iya, kamu?”
Dhita : “ Wah sama dong, ternyata kita bisa sekantor ya. Mau
jadi temanku?”
Auriel : ” Iya mau, emm duluan ya sudah sore.”
Dhita : “ Iya, sampai jumpa lagi.”
Auriel : “ Iya.”
Bagian 3
1 bulan kemudian…
Waktunya gajian
HRD : “ Ini gaji kamu Dhita.”
Dhita : “ Terima kasih, bu “
HRD : “ Iya sama-sama.”
HRD : “ Ini gaji kamu Auriel dan karna kamu bagus kerjanya
bulan ini kamu saya kasih bonus.”
Auriel : “ Terima kasih, bu.”
HRD : “ Iya sama-sama. Sekarang kalian boleh pulang.”
Sebelum pulang
Auriel : “ Dhita besok aku mau traktiran gaji pertama kamu
dateng ya.”
Dhita : “ Okay, dimana?”
Auriel : “ Cafe Happy R&W jam pulang kantor.”
Dhita : “ OK, sampai ketemu besok .”
Auriel : “ Ok, sampai ketemu.”
Bagian 4
Cafe Happy R&W
Auriel : “ Eh Dhita ayo duduk sini.”
Dhita : “ iya, emm kamu dapat gaji berapa?”
Auriel : “ Gaji 6 juta karna aku anak pertama terus harus
bayarin 4 adikku tapi aku dapat bonus 500 ribu rupiah makanya aku bisa traktir
gini.”
Dhita : “ Wah hebat ya apa nih rahasianya?”
Auriel : " tidak kok biasa aja kamu juga pasti bisa
kayak aku dapat bonus kamu harus kerja keras aja.”
Dhita : “ iya, makasih ya sarannya.”
Auriel : “ sama – sama.”
30 menit kemudian
Dhita : “ Auriel aku pulang dulu ya.”
Auriel : “ OK, sampai ketemu.”
Dhita : “ sampai ketemu.”
Dhita di rumah
Dhita : “ Ah! Rasanya aku ingin juga deh kayak Auriel bisa
traktir teman pakai gaji pertama pasti rasanya menyenangkan. Kapan ya aku bisa
kayak Auriel sedangkan uang gaji aja udah pas-pasan buat bayar cicilan belum
kost belum buat dikirim ke kampung. Apa aku curi aja ya uang kantor lagian masa
udah gajinya Auriel 6 juta aku cuma 5.5 juta masih dapat bonus lagi Auriel. ”
BOOM
*Dhita bimbang dan muncullah malaikat dan iblis.
Malaikat : “ Jangan lakukan Dhita itu tidak baik semua
masalah pasti ada jalan keluarnya.”
Dhita : “ Tapi gimana kalau tidak ada jalan keluarnya?”
Malaikat : “ Semua masalah pasti ada jalan keluarnya kamu
sabar aja nunggunya, Tuhan pasti bantu.”
Dhita : “ Nunggu itu tidak pasti lalu lama lagi lebih baik aku cari cara yang
mudah.”
Malaikat :” jangan Dhita dosa lebih baik cari cara yang
lain.”
Dhita : “ Nunggu lama lalu tidak pasti tidak mau aku.”
Iblis : “ Lakukan aja Dhita kan mudah cepat juga lagi
daripada kamu nunggu lama.”
Dhita : “ iya lebih mudah dan lebih cepat aku lakukan saja.”
Iblis : “ iya lakukan.”
Dhita : “ Tapi itu dosa jika aku lakukan.”
Iblis : “ Sudah tidak papa ini cara tercepat.”
Dhita : “ iya oke ku lakukan.”
Bagian 5
Setelah mencuri Dhita jalan pulang
Dhita : “ lumayan nih dapat 500 ribu rupiah.”
Perampok 1 : “ Wah lihat deh ada mangsa nih malam ini.”
Perampok 2 : “ iya tuh ayo kita temui.”
Perampok 1 : “Woi, siniin itu uang yang di punya.”
Perampok 2 : “ iya serahin cepat.”
Dhita : “ Jangan saya lagi butuh uang ini.”
Perampok 1 : “ Serahkan atau nyawa.”
Dhita : “ Baiklah ini ambil semua asal jangan sakiti saya.”
Perampok 2 : “ eh kasihan juga dia gimana kalau kita kasih
dia ongkos pulang?”
Perampok 1 : “ iya kasihan juga.”
Perampok 2 : “ Gimana kalau kita kasih 200 ribu rupiah?”
Perampok 1 : “ tidak tidak tidak terlalu banyak 100 ribu
rupiah saja.”
Perampok 2 : “ oke, nih buat ongkos pulang karna kita baik.”
Perampok 1 : “ Sudah pergi sebelum kita berubah pikiran .”
Setelah Dhita pergi
Perampok 2 : “ Padahal ini cuma pisau bohongan dia takut
duluan.”
Perampok tertawa
Dhita POV setelah pergi dari perampok
Dhita : “ Hah…ternyata ini yang namanya karma lain kali
tidak di ulangi lagi deh gajiku bulan depan akan aku buat kebalikan uang
perusahaan deh sebagai gantinya.”
Epilog
Selain mengembalikan uang perusahaan Dhita juga
selalu mengunjung panti asuhan untuk menebus dosanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar