Legenda Sungai Cisadane
Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang gadis desa yang
diberikan kecantikan yang sangat menawan. Amat cantik jelita rupa wajahnya.
Tapi wajahnya yang cantik mempunyai perilaku sang putrid sangat buruk dan tidak
terpuji. Merasa dirinya merupakan anak kepala desa, gadis desa ini sangat manja.
Segala keinginannya harus dituruti. Jika tidak dituruti ia akan mengamuk dan marah-marah.
Gadis desa ini juga dikenal sebagai orang yang sangat pemalas. Ia menghabiskan waktunya
untuk berdandan dan kemudian mengagumi kecantikannya sendiri. Salah satu sifat buruk
lain dari sang gadis adalah kesombongannya. Sang gadis merasa dia adalah perempuan
yang paling sempurna dari perempuan yang ada di desa itu.
Gadis desa itu pernah meminta sebuah kebun yang besar milik sahabatnya
itu setelah dia meminta dengan paksa. Kebun itu sangat subur, yang terletak di
kaki gunung. Selain luas dan indah kebunnya itu juga dilengkapi dengan sumur yang
sangat dalam dan airnya tak habis-habis. Berbagai tanaman pokok ditanam di
kebun yang indah dan luas itu. Serasa untuk melengkapi keindahannya, terdapat sebuah
sungai di dekat itu.
Sungai di dekat kebun berair sangat jernih dapat digunakan untuk
berkaca. Jika sang gadis berada di taman, sang gadis akan mandi di sungai itu.
Sang gadis tidak memperbolehkan siapa pun untuk mandi di sungai itu tanpa izin langsung
darinya. Gadis desa itu meminta ayahnya untuk menjatuhkan hukuman yang berat kepada
siapapun yang mandi di sungai itu tanpa izinnnya.
Pada suatu hari sang gadis berada di tamannya seperti biasanya,
sang gadis itu mandi di sungai itu sendirian. Temannya bahkan tidak diperbolehkan
untuk mendekati sungai tersebut. Sang gadis seperti ingin menguasai sepenuhnya sungai
itu sendirian. Dia tidak mau berbagi dengan siapa pun juga.
Ketika sang gadis tengah mandi, seorang perempuan tua berpakaian
compang-camping dating ke sungai itu. Entah darimana asal si perempuan tua karena
mendadak dia muncul dekat sungai. Perempuan tua itu terlihat seperti dia ingin mandi
atau mencuci muka di sungai itu.
Sang gadis sangat kesal melihat si perempuan tua berpakaian compang-camping
itu. Dia segera dating ke hadapan si perempuan tua. Katanya dengan wajah kemarahannya
dan sambil menunjuk si perempuan tua. Sang gadis bertanya kepada si perempuan tua
itu mengapa ia ada di sini tapi perempuan tua hanya terdiam dan menatap heran pada
sang gadis. Sang gadis pun kembali bertanya kepada si perempuan tua mengapa ia ke
sungai ini. Si perempuan tua masih tetap terdiam. Dia seperti kebingungan dan keheranan
mendengar bentakan sang gadis.
Si gadis itu langsung memaki-maki perempuan tua itu dia mengatakan
“Dasar kau tuli dan buta. Sungai ini hanya khusus untukku, bukan untuk perempuan
tua dekil seperti engkau. ”Si perempuan tua tetap terdiam. Bibirnya tampak gemetar
seperti sedang menahan marah.
Melihat si perempuan tua tetap terdiam dan juga tidak pergi,
sang gadis sekali lagi memaki perempuan tua itu dengan kasar.” Perempuan dekil,
cepatlah pergi menjauh dari sungai ini! Pergi! Air sungai yang jernih ini akan kotor
terkena tubuhmu yang dekil dan bau!”
“Betapa
sombongnya engkau ini.” Akhirnya keluar juga ucapan dari si perempuan tua.
“Apa katamu!?”
Sang gadis langsung menyela. “Apakah kau tidak tahu saat ini sedang berbicara dengansiapa?”
“Aku tahu.
Aku tengah berhadapan dengan seorang gadis yang paling cantik di desamu” Jawab si
perempuan tua. ”Tapi apa karena engkau seorang gadis yang cantik berhak bertindak
semaumu terhadap orang lain?”
“Apa urusanmu?”
sang gadis bertambah marah.”Aku gadis desa yang paling cantik, aku bebas berbuat
apapun yang aku suka, termasuk mengusirmu! Pergi engkau hai perempuan dekil buruk
rupa.”
“Engkau
memang gadis yang cantik, namun tidak seharusnya berbuat semaunya dan merasa sombong.
Engkau tetaplah seorang manusia adanya. Ucapan kasarmu itu tidak layak diucapkan
oleh manusia. Ucapanmu sangat berbisa dan hanya ular yang berbisa yang bisa mengeluarkan
kata-kata seperti itu”
Setelah si perempuan tua selesai berbicara seperti itu, tiba-tiba
terjadi sesuatu yang aneh. Langit mendadak berubah menjadi gelap dan petir menyambar,
sangat menakutkan untuk dilihat. Tiba-tiba cahaya menyilaukan mata menerangi langit
yang gelap dengan petir yang menggelegar menghantam tubuh sang gadis. Lalu tubuh
gadis itu terpental dan berubah menjadi seekor ular berbisa. Gadis cantik itu kena
kutukan menjadi ular berbisa karena kesombongannya.
Ular jelmaan gadis itu terlihat sangat sedih. Ia menangis dan menyesali
perbuatannya. Lidahnya terlihat bergerak-gerak dan suaranya mendesis seolah meminta
maaf atas sombongnya dia kepada si perempuan tua itu. Namun, airmata penyesalan
tinggallah air mata dan penyesalannya karena wujud sang gadis berubah menjadi ular.
Dari langit tiba-tiba terdengar suara yang tertuju pada ular itu.
”Karena kesombonganmu, kau tidak pantas menjadi manusia. Engkau pantas menjadi ular
berbisa untuk selama-lamanya!” Kutukan telah jatuh dan tetap untuk sang gadis.
Penyesalan itu tidak bisa mengubah wujudnya ia kembali menjadi gadis
yang cantik dulunya. Sambil menangis, ular itu memasuki sungai. Karena dia sangat
malu dengan wujudnya yang menjadi ular, dia bersembunyi di dasar sungai dan menjadi
tempat dia sekarang.
Sang gadis yang terkena kutukan hingga berubah wujud menjadi ular
hitam berbisa diketahui oleh pada penduduk sekitar sungai. Mereka pun menamakan
sungai itu dengan nama yang artinya sungai tempat sang gadis sombong. Sungai
ini sekarang lebih dikenal sebagai Sungai Cisadane
Tidak ada komentar:
Posting Komentar