CERITA RAKYAT
BUMI SERPONG DAMAI
Dahulu kala, pada masa penjajahan
Belanda, bediri dua buah kerajaan yang menempati satu daerah yang sama.
Kerajaan itu bernama Haegan dan Ruebin. Dua kerajaan tersebut berdiri sebagai
kerajaan yang rukun satu sama lain, tanpa ada pertentangan sekali pun. Tak ayal
mereka kadang mengadakan kerja sama dan membentuk perjanjian bersama agar
relasi tetap terjaga. Untuk mengirimkan surat resmi dari masing-masing
kerajaan, mereka memiliki seorang pengantar pesan khusus bernama Kornelia van
Walls, seorang perempuan yang menyamar sebagai lelaki. Dia bertugas mengirim
surat-surat penting dari kerajaan satu ke satunya. Berkat kerja Kornelia yang
efektif dan jarang gagal, kedua kerajaan selalu berhasil menjaga perdamaian
mereka. Kornelia pun diberikan banyak penghargaan dan dianggap tokoh yang hebat
di kedua kerajaan, dia disebut sebagai Kornelia si Gagah. Walaupun begitu,
Kornelia tetap rendah hati dan bergaul dengan sesama pengirim pesan yang tidak
sebaik dan seterkenal dia. Namun satu hal yang selalu mengganggunya dan membuat
dia gelisah ialah dia masih belum berani menunjukan jati dirinya yang asli,
yaitu seorang perempuan yang lemah dan tidak bisa apa-apa. Dia selalu
merahasiakan hal itu karena wanita masih belum dianggap setara dengan pria yang
memegang segalanya pada masa itu.
Suatu hari, Kornelia menghantarkan
hadiah dari Raja Dazsz, pemimpin Kerajaan Haegan, kepada Raja Baskine,
pemimpinKerajaan Ruebin, yang baru saja memenangkan turnamen menembak tahunan.
Saat dia sedang di jalan pulang, dia diajak teman-temannya ke sungai Nureia,
sungai yang ada diantara Kerajaan Haegan dan Kerajaan Ruebin untuk berenang.
Awalnya Kornelia merasa ragu-ragu karena semua temannya adalah pria dan tidak
mungkin dia ikut berenang bersama para pria-pria tersebut, tapi daripada
dianggap sombong akhirnya dia memutuskan untuk ikut namun tidak berenang.
Saat sampai, para pembawa pesan
langsung membuka baju mereka dan masuk ke sungai untuk berenang, ada juga yang
langsung melompat ke sungai tanpa melepas sehelai pun baju. Mereka sungguh
senang karena bisa istirahat sejenak dari kelelahan bekerja sebagai pengantar
pesan, kecuali untuk Kornelia sendiri yang hanya duduk di batuan sungai.
Teman-temannya pun kebingungan
kenapa dia tidak ikut berenang, ada yang berani mendatangi dia untuk
mengajaknya berenang namun ditolak secara sopan oleh Kornelia. Mereka pun tak
habis akal, ada yang sedikit menciprat air ke Kornelia, menarik-narik tangan
Kornelia dan ada juga yang ingin mendorongnya langsung ke sungai. Kornelia langsung
memberikan banyak alasan namun mereka tidak percaya.
Akhirnya Kornelia pun memberi tahu
kenapa dia tidak ikut berenang. Dan otomatis teman-temannya langsung terkaget
mendengar perkataan Kornelia. Mereka tidak percaya bahwa selama ini Kornelia si
Gagah adalah seorang wanita lemah yang tidak seharusnya dan sepantasnya
melakukan pekerjaan penting ini. Mereka pun langsung naik dari sungai dan
berpakaian, mereka bersiap-siap membawa Kornelia dan kabar ini ke Raja Dazsz.
Saat mereka sampai di gerbang Kerajaan
Haegan, mereka langsung menuju Altar Raja yang terletak di tengah-tengah kota.
Mereka langsung meminta bertemu Raja Dazsz untuk melaporkan hal ini. Mereka
diizinkan masuk dan bertemu Raja Dazsz. Raja Dazsz tampak kebingungan karena
ramainya orang yang mendatanginya hari itu. Dia meliha Kornelia ditengah-tengah
kerumunan dan langsung meminta penjelasan atas hal ini. Salah satu dari mereka
berbicara bahwa ternyata selama ini Kornelia adalah seorang perempuan.
Raut muka kebingungan muncul di
muka Sang Raja. Dia seakan-akan tak percaya atas omongan mereka dan mengancam
akan menghukum mereka semua jika mereka tidak melepas Kornelia. Mereka pun
langsung bingung untuk melanjutkan karena takut dihukum Sang Raja. Kornelia pun
berpikir bahwa toh rahasianya telah terbongkar, hidupnya takkan sama seperti
dulu lagi. Akhirnya dia memutuskan untuk mengaku dan membenarkan pernyataan
mereka. Sembari mengakui, dia membuka pakaian `pria’-nya dan menunjukan dirinya
yang asli. Seorang wanita dengan rambut cepak dengan paras cantik. Mereka semua
kaget dengan penampilan aslinya, begitupun dengan Raja Dazsz. Dia begitu
terpukul, pikirannya tidak terkontrol dan dia merasa telah dikhianati. Dia pun
menyuruh para penjaga Altar Raja untuk memenjarakan Kornelia. Kornelia yang
sudah tahu kemana takdir akan membawanya setelah ini pun pasrah ditangkap dan
dibawa ke penjara bawah tanah.
Selama Kornelia dipenjara, Raja
Baskine dari Kerajaan Ruebin kebingungan mencari keberadaan Kornelia. Dia sudah
tidak mendengar kabar lagi tentang Kornelia. Ada yang bilang dia sudah dibebas
tugaskan, ada juga yang bilang dia pensiun, bahkan ada pula yang bilang bahwa
dia sudah tidak bernyawa. Rasa tidak pasti yang dilanda Raja Baskine membuat
dia tidak tenang, dia pun memanggil salah satu pengantar pesan dari Kerajaan
Haegan ke Chapel Raja untuk menanyakan kabar Kornelia.
Sang pengantar pesan berkata bahwa
Kornelia sekarang sedang dipenjara, namun dia tidak memberikan alasan yang pasti
saat ditanya alasan Kornelia dipenjara. Ketidak pastian yang dirasakan membuat
Raja Baskine menganggap bahwa Kerajaan Haegan, terutama Raja Dazsz
menyembunyikan sesuatu terhadap Kerajaan Ruebin, dan menganggap hal ini sebagai
bentuk penghinaan terhadap terhadap Kerajaannya. Dia pun menyatakan perang
terhadap Kerajaan Haegan, yang diketahui oleh Raja Dazsz dari si pengantar
pesan dari Chapel Raja.
Raja Dazsz yang sedang merasa
dikhianati pun tidak berpikir lurus, dia melupakan segala bentuk perjanjian,
kerja sama dan semua hal yang telah di lakukan oleh kedua kerajaan dan
memutuskan untuk menerima pernyataan perang tersebut. Hari sudah ditentukan dan
kemenangan sudah dijanjikan. Inilah momen `sekarang atau takkan pernah’ dari
kedua kerajaan.
Kabar pun langsung tersebar ke
penjuru kedua kerajaan dengan cepat. Rakyat dari kedua belah pihak merasa ini
keputusan gegabah yang harus dipikirkan ulang. Namun karena merasa malu jika
membatalkan perang, kedua pihak tidak menurunkan tuntutan. Kornelia pun
mendengar kabar bahwa perang akan terjadi, dan dia merasa bahwa dialah orang
yang bersalah karena perang ini adalah bentuk kesalah pahaman kondisinya yang
tidak disebar luaskan. Dia pun gelisah dan berpikir dia tidak bisa tinggal diam
dibalik jeruji ini pura-pura tidak ada yang terjadi.
Dia berusaha keras untuk mememui
Raja Dazsz agar bisa membatalkan perang yang tidak berarti ini, namun dia
bahkan tidak dapat menembus sipil penjara. Dia pun pasrah diam di penjara
dengan cap `pengkhianat’. Dia kemudian mendapat sebuah solusi yang bahkan dia
sendiri ragu untuk melakukannya, namun demi menghentikan perang dia
memberanikan diri dan melakukannya.
Kornelia menulis sebuah pesan yang
dia titipi ke sipir penjara dengan tulisan `bukalah disaat waktu yang pas’.
Perang pun dimulai
Pasukan Kerajaan Haegan dan
Kerajaan Ruebin bertemu di sebuah titik dekat Sungai Nureia. Mereka membawa penembak,
pengeker, dan penebas pedang terbaik dari seluruh kerajaan. Mereka harus
menghilangkan rasa kasihan terhadap musuh di saat ini, karena di medan perang,
mereka yang merasa kasihan adalah mereka yang akan kalah. Para Raja memipin
dari belakang untuk mulai sergapan. Saat kedua raja akan memulai serangan,
mereka dikejutkan dengan kedatangan sipir penjara Kerajaan Haegan
ditengah-tengah mereka yang membawa kabar.
Para raja langsung mendatangi sang
sipir dan menanyakan ada apa. Sang sipir menjelaskan bahwa Kornelia memutuskan
untuk mengakhiri hidupnya dan sang sipir membawa surat yang dititipkan untuk
perang nanti. Raja pun kaget dan memutuskan untuk membuka surat itu agar dapat
penjelasan. Di surat itu menjelaskan bahwa perang ini hanya sebuah kesalah
pahaman besar yang dibuat oleh Kornelia. Kornelia pun memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya karena dia tidak mau dirinya menjadi peran bersalah lagi
demi perdamaian kedua Kerajaan.
Para raja pun meneteskan air mata
dan tidak percaya bahwa mereka telah membuat kesalahan yang sangat besar, dan
semua itu ditanggung sendiri oleh Kornelia. Mereka pun membatalkan perang dan
memutuskan untuk membuat beberapa perjanjian baru, salah satunya adalah
menyetarakan kesamaan gender antara pria dan wanita, serta membuat sebuah kota
yang didedikasikan untuk Kornelia, yang diberi nama Bumi
Serpong Damai. Serpong yang merupakan bahasa Haegin, bahasa khas Kerajaan
Haegan, yang berarti `Gagah dan Berani’ dipakai dinama tengah kota tersebut
untuk mengenang jasa Kornelia van Wals.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar