sumber: pixabay.com
Dahulu kala, terdapat dua kerajaan
besar yang berada di Tangerang. Kedua kerajaan tersebut adalah Kerajaan Majapayung
yang berada di sebelah Barat, dan Kerajaan Gatolan berada di sebelah Timur. Di
antara dua kerajaan tersebut, terdapat sebuah jalan yang menghubungkan dua
kerajaan. Kerajaan Majapayung dipimpin oleh Ratu Malin, sedangkan Kerajaan
Gatolan ini dipimpin oleh Raja Lulung. Penduduk yang tinggal di sekitar
Kerajaan Gatolan sangatlah banyak, sehingga wilayah Gatolan menjadi sangat
sempit dan terlalu ramai. Oleh karena itu, Raja Lulung memutuskan untuk
memperluas daerah kekuasaannya. Dalam hatinya, “Alangkah banyaknya orang-orang
yang tunduk padaku, tapi lihatlah ini, sepertinya kurang luas daerahku ini.”
Maka disuruhlah utusannya mencari daerah untuk memperluas kekuasaannya.
Utusannya pun pergi mencari. Setelah
lama mencari, mereka menemukan sebuah jalan tak berpenghuni yang jaraknya tidak
begitu jauh dari kerajaan. Dan disekitar jalan tersebut terdapat rawa sehingga
jalan tersebut dikenal dengan Jalan Rawa. Mendengar kabar tersebut, Raja Lulung
menyampaikan kepada penduduknya dan pengikutnya bahwa adanya lahan untuk
ditempati. Tanpa berpikir panjang, segeralah penduduknya menempati jalan
tersebut. Raja Lulung tidak mengetahui bahwa Jalan Rawa adalah milik Kerajaan
Majapayung. Berita bahwa Jalan Rawa telah diambil alih oleh Kerajaan Gatolan
telah sampai di telinga Kerajaan Majapayung. Mendengar hal ini, Ratu Malin dari
Barat pun kesal. Sang ratu langsung menyatakan perang terhadap Kerajaan
Gatolan.
Lima hari kemudian perang berlangsung
darah berceceran, mayat bergeletakan, senjata perang bertebaran. Pada hari ke
tiga belas Kerajaan Gatolan dapat mengalahkan pasukan Raja Lulung tapi Jalan
Rawa menjadi rusak akibat perang yang terjadi. Pada hari itu juga rakyat
langsung dengan semangat memperbaiki jalan tersebut, sementara itu di Kerajaan
Majapayung Ratu Malin sangat murka melihat kemenangan Kerajaan Gatolan. Segera
ia mengutus orang pintar bernama Nyi Jongkrak untuk mengutuk jalannya yang
telah diambil alih. “Sebanyak butiran pasir pun engkau membenarkan jalan ini,
sampai mati pun tidak akan bagus.”
Raja Lulung pun
bingung harus berbuat apa. Hatinya sangatlah kesal, tetapi ia tahu bahwa apa
yang dibuatnya salah. Ia tidak ingin meminta maaf kepada Ratu Malin. Raja
Lulung berpikir keras bagaimana cara untuk menghilangkan kutuk dari Jalan Rawa
dan memindahkan kutuk tersebut ke Kerajaan Majapayung agar Ia dapat mengambil
kembali Jalan Rawa tersebut. Ia meminta panglimanya untuk mencari dukun yang
dapat menghilangkan kutuk jalan tersebut. Setelah beberapa hari kemudian,
sang panglima pun mendapat seorang dukun terkenal di daerah Kerajaan Gatolan.
Raja Lulung pun langsung meminta si dukun untuk menghilangkan kutuk di Jalan
Rawa dan memindahkannya ke Kerajaan Majapayung. Ia juga berjanji akan
memberikan imbalan yang besar jika si dukun berhasil menghilangkan kutukannya.
Si dukun ini pun menyetujuinya.
Segera ia pergi ke jalan tersebut. Namun sesampainya di
jalan itu, seketika ia seperti mendapatkan firasat buruk. Tapi mengingat sang
raja akan memberikan imbalan yang menggiurkan, ia kemudian mempersiapkan segala
yang ia butuhkan dan mengucapkan mantranya. Setelah mengucapkan mantra
tersebut, tiba-tiba langit menjadi gelap dan petir menggelegar dimana-mana.
Si dukun pun mulai
ketakutan lalu melarikan diri. Namun, pada saat dia melarikan diri, petir
menyambar dirinya lalu mati. Dukun tidak berhasil mengangkat kutukan
dikarenakan dukun yang berasal dari Kerajaan Gatolan telah mengutuk jika ada
yang berusaha mengangkat kutukan tersebut, langit akan menjadi gelap dan petir
akan menyambar orang yang berusaha mengangkat kutukan.
Raja Lulung pun pantang menyerah. Ia terus berusaha mencari orang
pintar untuk menghapus kutukan tersebut. Berminggu-minggu, berbulan-bulan
sampai bertahun-tahun tidak ada satupun orang yang mampu menghapus kutukan dari
Ratu Malin bahkan puluhan orang pintar sudah menjadi korban dari kutukan itu.
Akhirnya, Raja Lulung pun menyerah, ia tidak berusaha mencabut kutukan tersebut
lagi. Sehingga orang-orang Kerajaan Gatolan yang tinggal di sekitar jalan
tersebut menyebutnya "Rawa Kutuk".
sumber: pixabay.com
Prediksi Togel Sgp Mbah Bonar 17 November 2019 <a href="https://indextogel.org/prediksi-togel/prediksi-togel-sgp-mbah-bonar-17-november-2019/ > Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu hari ini </a> Gabung sekarang dan Dapatkan Potongan Setiap Hari !!!
BalasHapusKlw boleh tau nara sumber nya dr mana? Bisa di perjelaskan dengan detail?
BalasHapus