Catatan
Tahun 1946
Karya
:Chairil Anwar
Ada tanganku, sekali akan jemu terkulai,
Mainan cahaya di air hilang bentuk dalam kabut,
Dan suara yang kucintai ‘kan berhenti membelai
Kupahat batu nisan sendiri dan kupagut
Kita -anjing diburu- hanya melihat sebagian dari
sandiwara sekarang
Tidak tahu Romeo & Juliet berpeluk di kubur atau
atau di ranjang
Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu
Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat
Dan kita nanti tiada sawan lagi diburu
Jika bedil sudah disimpan, Cuma kenangan berdebu
Kita memburu arti atau diserahkan kepada anak lahir
sempat
Karena itu jangan mengerdip, tatap dan penamu asah
Tulis karena kertas gersang, tenggorokan kering
sedikit mau basah !
Analisis
puisi :
1.
Tema
: Perjuangan.
Hal ini berkaitan erat
dengan situasi saat itu.Pada masa itu, bangsa Indonesia harus berjuang melawan
Belanda yang ingin menguasai negaranya.Keadaan serba tidak menentu dan tidak
ada ketenteraman.Selain itu, puisi ini juga berisi harapan agar kita dapat mengisi
kemerdekaan dengan baik.Jadi, bukan sekedar perjuangan mengangkat senjata semata,
tetapi juga perjuangan mengisi kehidupan setelah kemerdekaan.Dalam mengisi
kemerdekaan, kita tidak boleh bersantai-santai. Kita harus kerja keras karena
waktu dan kesulitan hidup tidak akan berhenti datang.
2.
Rima
- a. Baris pertama sampai keempat pada bait pertama termasuk dalam rima silang, pola rimanya adalah a-b-a-b. Dalam hal ini, baris pertama berima dengan baris ketiga. Baris kedua berima dengan baris keempat. Contoh : terkulai memiliki persamaan bunyi dengan membelai dan kabut memiliki persamaan bunyi dengan dengan kupagut.
- b. Baris pertama sampai keempat pada bait kedua pola rimanya adalah a-a-b-c. Baris pertama berima dengan baris kedua. Sedangkan baris ketiga dan keempat memiliki rima berbeda. Contoh : sekarang memiliki persamaan bunyi dengan diranjang dan ribu tidak memiliki persamaan bunyi dengan tempat.
- c. Baris pertama sampai kelima pada bait ketiga pola rimanya adalah a-a-b-c-c. Baris pertama berima dengan baris kedua. Baris ketiga memiliki rima yang berbeda. Sedangkan baris keempat berima dengan baris kelima. Contohnya :diburu memiliki persamaan bunyi dengan berdebu, kata sempat memiliki rima yang berbeda, dan kata tempat memiliki persamaan bunyi dengan sempat.
- d. Perulangan bunyi vokal atau asonansi, dapat dilihat dari adanya perulangan bunyi vokal “a dan u” yang tampak pada kata kabut-kupagut serta perulangan bunyi vokal “ai” yang tampak pada kata terkulai-belai.Selain itu, asonansi juga dapat ditemukan dengan adanya pengulangan bunyi vokal “i” yang tampak pada kalimat /dan suara yang kucintai kan berhentimembelai/.
- e. Perulangan bunyi konsonan atau aliterasi, dapat diamati dari adanya perulangan bunyi konsonan “ng” yang tampak pada kata sekarang-ranjang serta perulangan bunyi “s dan h” yang tampak pada kata asah-basah.
3.
Diksi
- a. Makna konotatif terdapat pada kalimat :/jika bedil sudah disimpan/. Bedil sudah disimpan menunjukkan waktu saat peperangan sudah usai dan memasuki masa kemerdekaan. Selain itu, terdapat pada kalimat /memburu arti/ yangmengandung pengertian mencoba mencari makna serta pada kalimat /Kita-anjing diburu/ menggambarkan kehidupan yang tidak tenang dan penuh dengan ketakutan. Kata anjing juga menggambar penghinaan atau perendahan martabat karena penyamaan dengan hewan dalam hal ini anjing.
- b. Makna konkret terdapat dalam kata berpeluk pada kalimat /tidak tahu Romeo dan Juliet berpeluk dikubur atau diranjang/. Makna konkret lainnya adalah kata batu nisan pada kalimat /ku pahat batu nisan sendiri dan kupagut.
- c. Di dalam puisi “Catetan Tahun 1946” karya Chairil Anwar, diksinya menggunakan kata yang kurang sesuai dengan struktur kata pada umumnya. Contoh : kata catetan pada judul puisi dan pada kata dicatet pada isi puisi. Dalam puisi itu juga terdapat kata pagut, sawan, dan bedil yang tidak lazim digunakan dan jarang orang yang dapat memahami arti dari kata tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar