Kategori

2017/08/29

Perubahan Makna

Perubahan Makna

Kata-kata dalam bahasa tertentu mengalami perubahan arti. Perubahan makna kata terdapat 6 jenis perubahan arti, antara lain :
1.      Perluasan makna (Generalisasi)
Generalisasi adalah suatu proses perubahan makna kata dari yang khusus ke yang lebih umum atau dari yang lebih sempit ke yang lebih luas.
Contoh :
a.       Kata bapak dahulu bermakna ayah, sekarang semua orang yang lebih tinggi kedudukannya disebut bapak.
b.      Kata berlayar dahulu bermakna mengarungi laut dengan kapal yang memakai layar, sekarang mengarungi laut dengan semua jenis kapal, tanpa layar sekalipun.

-          Bapak saya mempunyai adik tiga orang.
(makna dasar/ lama : orang tua laki-laki – makna sekarang/baru : semua  laki-laki yang lebih tua/ lebih tinggi kedudukannya)
-          Pemimpin rapat adalah Bapak Amirudin.
-          Para peserta umumnya bapak-bapak.
-          Apakah Saudara mempinyai Saudara kembar ?
(saudara : anda, kamu – makna asal/ lama :  famili/ hubungan darah)

2.      Penyempitan makna (Spesialisasi)
Spesialisasi adalah proses penyempitan makna kata.
Contoh :
a.       Kata sarjana dahulu bermakna cendekiawan/orang pandai, sekarang gelar kesarjanaan.
b.      Kata pembantu dahulu bermakna semua orang yang membantu, sekarang hanya terbatas pada pembantu rumah tangga.

-          Nasinya bau jangan dimakan. (makna baru : basi, bau busuk)
-          Anak kami yang pertama lulus sarjana. (makna baru : sarjana/ lulusan perguruan tinggi – makna asal/ lama : orang pandai)
-          Di desa itu didirikan madrasah oleh yayasan Islam. (makna baru : sekolah berasaskan agama Islam/ TPA, MAN, MTS)
-          Tetangga saya baru saja membeli TV berwarna. (makna lama : TV hitam putih – makna baru : berwarna : warna selain hitam putih)
-          Peranan ulama sangat penting dalam masyarakat. (ulama : orang yang berilmu, orang yang ahli dalam agama Islam)

3.      Ameliorasi/ Amelioratif
Ameliorasi adalah makna yang baru dianggap lebih baik, lebih terhormat daripada makna yang lama /semula (yang bermakna sama).
Contoh :
a.       Kata istri dianggap lebih baik dan terhormat daripada bini.
b.      Kata melahirkan dianggap lebih baik daripada beranak.
c.       Kata tunawisma dianggap lebih baik daripada gelandangan.
Wafat, putri, tunadaksa, tunanetra, wisma, gugur, tunagrahita, wanita, pria, tunaghukum,   tunaasa, pramuniaga, pramuwisma, pramucara, tunakarya, warakawuri, putra, tunarungu, tunaaksara

4.      Peyorasi/Peyoratif
Peyorasi adalah proses perubahan makna kata menjadi lebih jelek atau lebih rendah daripada makna semula atau kata-kata yang dipandang lebih rendah/ buruk jika digunakan.
Contoh :
a.       Kata cerai dirasakan lebih kasar daripada kata talak.
b.      Kata mendengkur dirasakan lebih kasar daripada kata nyenyak.
c.       Kata penjara dirasakan lebih kasar daripada kata lembaga pemasyarakatan.
Minggat, beranak, perempuan, bini, gerombolan, jongos, babu, kawin, bunting, laki, dll.

5.         Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda /perubahan makna kata yang timbul karena tanggapan dua indera yang berbeda.
Contoh :
-          Kata-katamu sungguh pedas untuk didengar.
Kata pedas seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (bibir/mulut) tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran.
-          Pendengaranmu sungguh sangat tajam.
Kata tajam seharusnya ditanggapi oleh indra perasa (kulit), tetapi justru ditanggapi oleh indra pendengaran.
-          Sorot matanya cukup tajam menatapku.
-          Dengan senyum pahit kuterima keputusan itu.
-          Dengan sikap dingin kami diterima.
-          Dengan kata masam kami ditolaknya.

6.      Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna kata akibat  persamaan sifat (makna yang dihubungkan dengan benda lain yang dianggap mempunyai kesamaan sifat. (makna kias).
Contoh :
-          Ia memberi amplop kepada petugas sehingga urusannya  cepat selesai. Kata amplop berasosiasi dengan sogok atau suap. (uang)
-          Nilai matematikaku merah. Kata merah berasosiasi dengan jelek, tidak baik.
-          Perkaranya sudah dipetieskan. (sudah tidak diselidiki lagi)
-          Masa lalunya yang hitam sudah berlalu (pengalaman buruk)
-          Dia masih terlalu hijau untuk berumah tangga. (muda)
-          Dari kacamata hukum, perbuatan itu dianggap melanggar UU. (sudut pandang)
-          Hati-hati menghadapi tukang catut di bioskop itu. (calo)


Baca juga:

puisi-kontemporer

pertalian-makna

Pertalian makna

Pertalian Makna
1.            SINONIM
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinonim bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.
Contoh :
• Meninggal/Mati
- Ayahnya meninggal dua bulan yang lalu.
- Hewan itu mati karena tertabrak mobil.
• Bunga/Kembang
- Nama Latin dari bunga bangkai adalah Rafflesia Arnoldi.
- Warna kembang sepatu itu sangat menarik.

2.        ANTONIM
Antonim adalah adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh :
• Pendek/Tinggi
- Adiknya tinggi sedangkan kakaknya terlihat sedikit pendek.
- Pohon yang tinggi itu baru saja disambar petir.

• Panas/Dingin
- Cuaca di daerah ini sangat panas.
- Suhu dingin di negara itu bisa mencapai 100 derajat Celcius.

3.        HIPERNIM & HOMONIM
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya
Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim. Contoh :
• Hipernim = Sepatu
Hiponim = High Heels, Wedges, Stilleto, Sneakers, Boot, Skate
• Hipernim = Mobil
Hiponim = Sedan, Chooper, SUV, Jeep, Minibus, Bus

4.        HOMONIM, HOMOFON, HOMOGRAF

Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Contoh :
• Hak
- Dia harus menyelesaikan kewajibannya terlebih dahulu sebelum menuntut hak nya.
     (Hak di sini bermakna sesuatu yang wajib diterima)

- Hak sepatunya patah ketika ia berjalan.
     (Hak di sini bermakna telapak sepatu pd bagian tumit yg relatif tinggi)

Homofon adalah suatu kata yang sama lafalnya dengan kata lain tetapi beda ejaan dan maknanya.
Contoh :
• Sanksi & Sangsi
- Siapapun yang melanggar peraturan pasti akan mendapat sanksi.
     (hukuman/denda)
- Polisi masih sangsi atas keterangan dari pelaku.
     (ragu-ragu)

Homograf
 adalah suatu kata yang tulisannya sama dengan kata lain tetapi beda lafal dan maknanya.
Contoh :
• Teras
- Rumahnya sejuk dan teras rumahnya pun luas.
    (teras di sini bermakna halaman depan rumah)
- Ibunya adalah seorang pejabat teras.
    (teras di sini bermakna pejabat tinggi)

5. POLISEMI
Polisemi adalah satu buah kata/ ujaran yang memiliki makna lebih dari satu. Setiap satu entri kata dalam kamus yang memiliki makna leksikal lebih dari satu adalah polisemi. Contoh :
• Ekor
- Ayah membeli ayam seharga Rp. 100.000 per ekor.
      (ekor di sini bermakna setiap)
- Keresahan masyarakat saat ini merupakan ekor berbagai kasus peledakan bom.
      (ekor di sini bermakna akibat dr kejadian atau keadaan sebelumnya)
- Dengan ekor matanya, dia melihat wanita muda nan cantik itu.
     (ekor di sini bermakna bagian yg di belakang sekali)
- Ibu memotong ekor ayam untuk menandai ayam miliknya.
    (ekor di sini bermakna bagian tubuh binatang dsb yg paling belakang, baik berupa   sambungan dr tulang punggung maupun sbg lekatan)
- Kita jangan mengekor bangsa lain.
    (ekor di sini bermakna sesuatu yg rupanya (keadaannya) seperti ekor)

Jadi dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pembeda
Homonim
Homofon
Homograf
Polisemi
tulisan
=
=
=
lafal/bunyi
=
=
=
makna
=
contoh
bisa 
bang
tahu
bunga


2016/10/05

Puisi Kontemporer

Puisi Kontemporer


Puisi Kontemporer di bedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

Puisi Tanpa Kata
Yaitu puisi yang sama sekali tidak menggunakan kata sebagai alat ekspresinya. Sebagai gantinya di gunakan titik-titik, garis, huruf, atau simbol-simbol lain.

Puisi Mini Kata
Yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata dalam jumlah yang sangat sedikit, dilengkapi dengan symbol lain yang berupa huruf, garis, titik, atau tanda baca lain.

Puisi Multi Lingual
Yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata atau kalimat dari berbagai bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing.

Contoh Puisi Kontemporer Multilingual

SEPISAUPI

sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul diri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisaunya ke dalam nyanyi


Puisi Tipografi
Yaitu puisi kontemporer yang memandang bentuk atau wujud fisik puisi mampu memperkuat ekspresi puisi. Bahkan wujud fisik puisi dipandang sebagai salah satu unsur puisi, sebagai suatu tanda yang memiliki makna tertentu, yang tidak terlepas dari keseluruhan makna puisi.

Puisi Supra Kata
Yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata-kata konvensional yang dijungkir-balikkan atau penciptaan kata-kata baru yang belum pernah ada dalam kosakata bahasa Indonesia. Puisi macam ini lebih mementingkan aspek bunyi dan ritme, sehingga merangsang timbulnya suasana magis (cenderung sebagai puisi mantra).

Puisi Idiom Baru
Puisi macam ini dibedakan dengan puisi konvensional terutama oleh penggunaan idiom-idiom baru yang terdapat didalamnya. Puisi idiom baru tetap menggunakan kata sebagai alat ekspresinya, tetapi kata tersebut dibentuk dan diungkapkan dengan cara baru, diberi nyawa baru. Digunakan idiom-idiom baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya.

Contoh Puisi Idiom Baru

TAPI

aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan sesahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa aku datang padamu
wah!


Puisi Mbeling
Puisi mbeling pada umumnya mengandung unsur humor, bercorak kelakar. Dalam puisi ini sering terdapat unsur kritik, terutama kritik sosial. Puisi mbeling tidak meng’haram’kan penggunaan suatu kata. Semua kata mempunyai hak yang sama dalam penulisan puisi ini.

Tokoh-tokoh Puisi Kontemporer

Sutardji Calzoum Bahri
Beberapa karya-karyanya yaitu:
- Kumpulan sajak o, amuk, kapak
- Tragedi sihka dan winka
- Batu

Supardi Djoko Damono
Beberapa karya-karyanya yaitu:
- Dukamu Abadi (Kumpulan sajak, 1969)
- Mata Pisau (Kumpulan sajak, 1974)
- Akuarium (Kumpulan sajak, 1974)

Goenawan Muhamad
Beberapa beberapa karya-karyanya yaitu:
- Dadaku adalah perisaiku (kumpulan sajak, 1974)

Leon Agusta
Beberapa karya-karyanya yaitu:
- Catatan putih (Kumpulan sajak, 1975)
- Hukla (Kumpulan sajak, 1979)

Korrie Layun Rampan
Beberapa karya-karyanya yaitu:
- Matahan pinsan & ubun-ubun (kumpulan sajak, 1974)

Emha Ainun Nadjib
Beberapa karya-karyanya yaitu:
- “M” Frustasi (kumpulan sajak, 1976)
- Nyanyian Gelandangan (Kumpulan Sajak, 1981)

Hamid Jabbar
Beberapa karya-karyanya yaitu:
- Paco-Paco (Kumpulan Sajak, 1974)
- Dua Warna (Kumpulan Sajak Bersama Upita Agustina, 1975)

Toen Herarti
Beberapa karya-karyanya yaitu:
- Sajak-Sajak 33 (Kumpulan Sajak, 1973)

Linus Suryadi
Beberapa karya-karyanya yaitu:
- Langit Kelabu (Kumpulan Sajak, 1976)

Contoh-contoh Puisi Kontemporer:

O

dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau
resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian
raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai
siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau siakalian siasia
waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong o risau o Kau O...

AMUK

Ngiau! Kucing dalam darah dia menderas
Lewat dia mengalir ngilu ngiau dia ber
Gegas lewat dalam aortaku dalam rimba
Darahku dia besar dia bukan hariamau bu
Kan singa bukan hiena bukan leopar dia
Macam kucing bukan kucing tapi kucing
Ngiau dia lapar dia menambah rimba af
Rikaku dengan cakarnya dengan amuknya
Dia meraung dia mengerang jangan beri
Daging dia tak mau daging jesus jangan
Beri roti dia tak mau roti ngiau.

BATU

batu mawar
batu langit
batu duka
batu rindu
batu janun
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati janji ?

Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan
hati takjatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan
seribu beringin ingin tak teduh. Dengan siapa aku mengeluh?

Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampa mengapa gunung harus meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk
diketatkan sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai
sedang lambai tak sampai. Kau tahu
batu risau
batu pukau
batu Kau-ku
batu sepi
batu ngilu
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati
janji ?

POT

Pot apa itu pot kaukah pot itu
Pot pot pot
Yang jawab pot pot pot pot kaukah pot itu
Yang jawab pot pot pot pot kaukah pot itu
Pot pot pot
Pot apa pot itu pot kaukah potku?


Baca juga:

pertalian-makna

resensi-soekarno-indonesia

Short Story

Apakah Hidupmu seperti Hidupku?

Pagi ini adalah hari yang cerah dan penuh semangat. Telah semalaman aku tidur nyenyak bersama teman-teman yang lain dalam sebuah tempat yang sangat kasat mata oleh orang lain. Kini aku siap membantu seseorang, pastinya dia, yang empunya tempat di mana aku tinggal, walaupun aku enggan beranjak dari tempatku.
Inilah hari pertama aku dibawa ke sekolah olehnya. Dengan sedan hitamnya akhirnya aku tiba di sekolah. Kudengar hiruk pikuk suara anak-anak.
“Pagi, Riri, tumben datang pagi. Biasanya selalu aku duluan,” kata seseorang yang amat dekat denganku.
“Iya nih, soalnya ada beberapa materi yang belum aku pahami. Biasalah … aku mau tanya-tanya dulu sebelum akhirnya harus berkutat dengan soal. Hehehe ….” jawab anak yang bernama Riri.
Setelah beberapa saat mereka berdiskusi. Tiba-tiba terdengar bel berbunyi. Itu artinya semua anak wajib untuk berbaris di depan kelas dan mulai masuk satu per satu untuk duduk manis mengerjakan soal-soal ujian.
“Semoga soalnya tidak sulit, deh,” celetuk seseorang di belakangku.
Setelah soal dibagikan, suasana hening. Aku terkejut karena tiba-tiba sebuah tangan menarikku dari tempat istirahatku. Oh, ternyata sudah waktunya untuk bekerja.
Seseorang memegang erat diriku, seolah-olah takut bila aku melarikan diri dari tangannya. Tapi walau sakit badanku, aku tak marah karena yang memegangku adalah tangan seorang gadis belia nan rupawan. Tangan itu begitu putih dan lembut. Sepertinya anak ini rajin merawat diri terlebih tangannya. Ya, paling tidak selalu mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan lotion di tangannya. Hm … atau mungkin anak ini tidak pernah bekerja kasar termasuk pekerjaan rumah tangga. Ah … yang penting tangannya halus dan nyaman menempel di tubuhku. Lihat!! Kukunya pendek-pendek dan rapi. Rupanya anak ini bukan tipe pemelihara kuku panjang aliran Mak Lampir. Bahkan tak ada setitik tinta pun menodai salah satu kukunya. Bersih. Ruas-ruas jarinya ideal, kurus dan panjang, sangat cocok dengan kukunya yang berbentuk buah petai.
Tengah mengaguminya, aku terkejut karena badanku bergulir ke bawah sejajar dengan meja. Ya, aku dilepaskannya hati-hati. Kulihat dia tampak serius mengeja kata yang tercetak di kertas. Setelah itu, ia tampak merenung beberapa saat, aku tak berani mengganggu, bergerak pun aku takut. Aku diam dalam ketenangan. Tiba-tiba dengan muka cerah ia mulai menyentuhku lagi kali ini. Aku bersorak! Inilah waktu yang tepat untuk mengetahui aktivitasku. Aku digenggamnya lalu diajak untuk mendekati sebuah bulatan kecil warna biru yang berdiameter 3 mm, di tengahnya terdapat tinta berwarna biru yang mencetak huruf B. aku mulai menjejakkan tubuhku di atas lingkaran itu, lalu aku berputar-putar kira-kira 15 kali. Hasilnya dalam beberapa detik lingkaran itu menjadi hitam dan semua tertutup oleh pekatnya kegelapan.
Aku pusing. Badanku limbung. Beruntungnya aku karena masih dalam genggamannya kalau tidak aku bisa langsung berguling-guling di dasar meja bahkan di lantai. Belum sempat aku menyesuaikan diriku, tiba-tiba aku harus mengulangi hal serupa yaitu memberi kegelapan pada tiga lingkaran lagi. Bisa dibayangkan, aku harus mengalami pusing tiga kali lipat dari semula. “Seberat inikah sebuah pekerjaan?” keluhku. Tapi mendadak rasa itu hilang saat kulihat dia tersenyum puas. “Apakah pekerjaanku sempurna?” tanyaku dalam hati. Mungkin begitulah adanya tapi kurasa itu semua tak sebanding dengan penderitaanku saat ini.
Kini aku kembali dalam sentuhannya, kali ini aku tak dilepaskan. Dia sudah menekuni kertas di hadapannya lagi. Aku bergoyang-goyang dalam tangannya tapi dia tak memperhatikanku. Beberapa menit kemudian ujung tubuhku memukul-mukul pipi dan dagunya. “Hei, apakah kau tak merasa sakit?” batinku. Dia diam saja seolah tak peduli mukanya menjadi sasaran tendanganku dalam genggamannya di udara. Sesaat kulihat ke bawah. Wow … ternyata ada banyak lingkaran kecil di sana. “Apakah semua akan mengalami kegelapan? Apakah semua itu berarti pekerjaanku belum berakhir?” tanyaku dalam hati.
Setelah itu aku dibawa masuk ke sebuah lorong. Kulihat mesin penggiling tajam dengan permukaan yang sangat mengilap. “Oh, apa yang akan terjadi pada diriku?” tanyaku penuh ketakutan. Aku ingin berontak dan lari menjauhi barang itu tetapi apa dayaku. Akhirnya dia mulai memutar memutar mesin itu. Tubuhku tercabik, susut, dan sakit rasanya. Setelah beberapa putaran mesin itu berhenti. Aku merasakan perubahan yang terjadi. “Oh, mataku semakin tajam dan panjang, tetapi tubuhku … panjangnya mulai berkurang, kepala sudah hampir mendekati kaki. Oh, aku ingin seperti dulu lagi!” jeritku.
Setiap aku berhasil memberi kegelapan pada tiga lingkaran di bawah, aku selalu memasuki mesin penyusut tubuhku. Saat itu pula aku ingin berontak dan bebas. Bila perlu ingin kulukai tubuh dan tangan halus itu dengan mataku yang tajam ini. Biarlah … biar dia juga merasakan sakit yang kualami. Hilang sudah rasa gembira karena sentuhan kulit tangannya yang halus dan lembut. Hilang sudah rasa bangga karena sudah berada dalam tangannya yang indah dan sempurna.
Akhirnya, setelah peristiwa menyakitkan itu beberapa kali terulang, aku pun sudah mulai bosan mengeluh, menjerit, dan meratap. Aku malah mengambil sisi baiknya. Bentukku lebih tajam. Walaupun pendek tetapi aku terlihat semakin kecil dan lucu. Dan yang terpenting aku dapat membantu orang yang telah sudi menampungku. Mungkin kalau aku boleh bereinkarnasi, aku akan menjadi barang yang lain selain pensil 2B agar aku juga tahu kegunaan dan manfaat benda lain tersebut.

Terinspirasi ujian mid semester 1
September 2011

Oleh: M. Leli Wibowo

Proposal Majalah

Proposal Buletin Bahasa Indonesia
SMA Tarakanita Gading Serpong


A.   Latar Belakang
Manusia dilahirkan unik.Artinya, tidak ada duanya, tidak terbagi, dan individual. Karena itu, setiap orang memiliki keunikan masing-masing. Keunikan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Dalam konteks multiple intelligences yang dikenalkan oleh psikolog Howard Gardner, ada orang mahir di bidang musik (music smart), ada yang mahir di bidang logika-matematika (logic smart), dan sebagainya. Sementara itu, ada juga yang mahir secara verbal dan linguistik (word smart). Karena merupakan skill, word smart bisa dipelajari dengan cara memahaminya, menerapkan pemahaman itu, dan berlatih secara terus menerus. Dengan berlatih, keterampilan akan diperoleh.
Penerbitan buletin ini diharapkan dapat melatih keterampilan para siswa dan guru terutama secara verbal dan linguistik dalam menggunakan bahasa Indonesia.Dengan demikian, kreativitas, pendapat, dan ide-ide  mereka dapat tersalurkan melalui buletin ini.

B.   Tujuan
Tujuan penerbitan buletin bahasa Indonesia antara lain sebagai berikut.
1.    Menyalurkan kreativitas, pendapat, dan ide para siswa dan guru
2.    Melatih penalaran para siswa dan guru
3.    Melatih kerjasama para siswa dan guru

C.   Nama buletin: TAZMANIA (Targads Magazine Mania)

D.   Tema: Valentine Day

E.   Waktu terbit: Maret 2012





F.    Isi buletin

TAZMANIA berisi 30 halaman (15 Lembar) dengan ukuran kertas A4. Bagian dalam bulletin berwarna hitam putih(BW) dan bagian sampul fullcolor (FC).

Isi buletin sebagai berikut.
1.  Daftar isi                                                    11.       Jokes 
2.  Dari redaksi                                              12.       Olahraga/Seni
3.  Kepengurusan                                        13.       Puisi  
4.  Sajian utama                                           14.       Resensi                                
5.  Profil                                                          15.       Psikologi       
6.  Sajian khusus/hotline                            16.       Tips    
7.  Feature                                                      17.       Kuis psikologi          
8.  IPTEK                                                        18.       Musik            
9.  Opini                                                          19.       Komik
10.  Cerpen                                                      20.       Foto   

G.   Tim buletin
Pelindung                 : Y.Rintyastini, S.Pd.
Penanggungjawab : M.Sulistyanto, S.S.
Pendamping             : Y.Retno Dewi K., S.Pd.
                                      M.Leli Wibowo, S.Pd.
Pemimpin Redaksi  : A. Marie       (XI IPA2)
Sekretaris                  : Devi              (XI IPA2)
Staf Redaksi             : Antonia        (XI IPA2)
                                      Lissa             (XI IPA2)
                                      Adityo           (XI IPA1)
                                      Ochie           (XI IPA2)
                                      Devi              (XI IPA2)
                                      Alfin              (XI IPS2)
                                      Synthalia     (XI IPS2)
                                      Angela         (XI IPS2)
                                      Wynne         (XE)
                                      Cintya          (XE)
Tim Editor                  : Shierly         (XI IPA2)
                                      Grace           (XI IPA2)
                                      Lissa             (XI IPA2)
                                      Yovita           (XE)
Tim Artistik                : Windy           (XE)
                                      Novandry     (XE)
                                      Grammy       (XE)
                                      Yovita           (XE)                             

H.   Anggaran Dana

Pemasukan                                                                                      Rp 4.200.000,00

Pengeluaran
Cetak buku                 500 x   8000 x 1                                              Rp 4.000.000,00
Ongkos kirim              20   x 10000 x 1                                              Rp    200.000,00

                                                                                                            Rp 4.200.000,00

                                                           
I.      Penutup
Demikianlah proposal ini kami sampaikan. Mohon maaf apabila ada beberapa hal yang kurang berkenan. Atas perhatian Suster, kami mengucapkan terimakasih.
                                                                                    Tangerang, 11 Januari 2012
 Waka.Kesiswaan                                                                Pendamping,
                                 
            M.Sulistyanto, S.S.                                                    Monica Leli Wibowo, S.Pd.         

  Mengetahui,
Kepala SMA Tarakanita Gading Serpong


                                       Yulita Rintyastini, S.Pd.


Proposal Buletin Bahasa Indonesia
SMA Tarakanita Gading Serpong







SMA TARAKANITA GADING SERPONG
JANUARI 2012



Analisis Puisi

SENJA DI PELABUHAN KECIL
Buat Sri Ajati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau be
rpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Chairil Anwar
1946
         
 Puisi Chairil Anwar Senja di Pelabuhan Kecil diciptakan pada tahun 1946. Puisi ini merupakan salah satu puisi lain dari Chairil Anwar disamping puisi yang banyak dikenal orang, Aku atau juga Karawang Bekasi. Dan penciptaan puisi ini, menjadi sebuah gambaran bahwa Chairil Anwar adalahs seorang yang bisa romantis.
Puisi Chairil Anwar Senja di Pelabuhan Kecil adalah sebuah puisi yang ditujukan untuk seorang wanita bernama Sri Ajati. Atas nama cinta yang mendalam pada perempuan tersebut, Chairil Anwar menunjukkan sisi lain warna puisi yang sering dibuatnya.
Dalam puisi lainnya, warna garang dan semangat membara banyak terpancarkan dari puisi-puisi Chairil Anwar. Namun pada puisi Chairil Anwar Senja di Pelabuhan Kecil, nampak sekali unsur romantisme tanpa meninggalkan unsur semangat dan kegagahan sebagaimana ciri khas puisi karya penyair angkatan 45 lainnya.
Sehingga, banyak orang beranggapan bahwa puisi karya penyair angkatan 45 hanya layak diperdengarkan ketika peringatan kemerdekaan Indonesia saja. Dengan adanya puisi Chairil Anwar Senja di Pelabuhan Kecil, kiranya mampu mematahkan asumsi tersebut. Karena pada puisi angkatan 45 juga terdapat puisi cinta yang sangat dalam maknanya.
Makna Puisi Senja Di Pelabuhan Kecil
Meski pun hanya terdiri dari 3 bait, namun puisi Chairil Anwar Senja di Pelabuhan Kecil memiliki sarat makna. Khususnya bagi mereka yang sedang dilanda asmara, kiranya perlu meneladani pesan yang disampaikan oleh Chairil Anwar melalui puisi tersebut.
Beberapa makna puisi Chairil Anwar Senja di Pelabuhan Kecil di antaranya adalah :
  1. Cinta sejati adalah cinta yang dibalut dengan kesetiaan. Sehingga jika jalinan cinta tidak diiringi sebuah kesetiaan, maka perlu dipertanyakan makna cinta yang disepakati oleh sepasang kekasih.
  2. Jodoh, pada dasarnya adalah sebuah takdir Tuhan. Sehingga, di mana pun seseorang berada, apabila memang sudah ditakdirkan untuk berjodoh, maka tiada satu hal pun yangbisa menghalangi.
  3. Ketika seseorang sudah memilih seseorang untuk menjadi pendampingnya, maka apa pun halangan dalam hubungan mereka berdua harus bisa menghadapinya. Karena sebuah hubungan yang diwarnai hambatan, pada dasarnya justru akan memperkuat jalinan cinta seseorang.
  4. Jangan pernah lelah mencari cinta sejati. Karena pada dasarnya cinta yang sejati baru ada ketika disertai sebuah usaha dan do’a yang tulus. Dan manusia yang sudah ditakdirkan berpasang-pasangan, pastilah suatu saat akan bertemu dengan orang yang bisa menemaninya hingga akhir hayat.