Kategori

2018/12/03

Self Healing

PENYEMBUHAN DIRI (SELF HEALING)
www.pixabay.com

Kita tahu bahwa cara mengobati sakit adalah dengan mengonsumsi obat, cara mempertahankan kekebalan tubuh dengan mengonsumsi vitamin, dan cara mencegah virus yang masuk ke dalam tubuh adalah dengan vaksin. Namun, apakah kita benar-benar tahu bagaimana caranya menyembuhkan luka batin yang bersembunyi di dalam diri?
Kita mampu merawat kulit, gigi, mata, dan tubuh. Namun, apakah kita juga mampu merawat pikiran dan perasaan kita sendiri?
Langkah awal yang bisakitalakukanadalah mengenali dan menerima luka batin.Semua orang pernahmenjadi korban kehidupan. Kita menerima caci maki dan tekanan dari teman, mendengarkan komentar negatif mereka terhadap tubuh kita, atau mendapat perlakuan kasar dari pasangan. Kita menyimpan perasaan marah, kecewa, takut, sedih, sepi, dan gelisah sendiri di dalam hati. Padahal sebenarnya, setiap orang memiliki kemampuan terapeutik (kekuatan menyembuhkan) untuk diri sendiri. Kita tidak harus terjerumus dalam keadaan yang tidak kita senangi, sebab kita memiliki andil untuk membuat suasana menjadi damai. Salah satunya dengan memaafkan apa yang sudah pernah melukai hati kita.
Self-healing adalah sebuah proses sederhana membantu menyembuhkan luka batin dengan melibatkan kekuatan diri secara penuh untuk beranjak dan bangkit dari penderitaan. Tanpa bantuan orang lain, tanpa media apapun. Self-healing membantu kita mengenali pikiran dan perasaan negatif yang selama ini mengurung diri. Setelah mengenali dan menerimanya, kita akan mampu mengurai satu persatu masalah yang membebani pikiran dan perasaan kita tadi. Tujuannya bukan mengingat-ingat luka yang telah berlalu, tetapi mengajak kita untuk lebih memahami diri.
Ketika kita berhasil self-healing, kita akan menjadipribadi yang resilien. Pribadi yang resilien adalah pribadi yang penuh penerimaan terhadap kesulitan, kegagalan, dan tragedi dengan tegar dan tangguh. Kita akan lebih tegas dalam mendefinisikan masalah hidup, memandangnya sebagai ruh yang justru menguatkan dan memberikan banyak pelajaran yang tidak diajarkan oleh siapapun melainkan permasalahan itu sendiri. Setelah kita bangun dari keterpurukan selama ini, diri kita akan mampu untuk lebih “hadir” di lingkungan pertemanan, lingkungan kerja, dan keluarga.
Self-healingjuga bergunauntukmenyelesaikan masalah yang belumterselesaikanatau yang orang psikologikenaldenganunfinished bussines, yang berakibat pada kelelahan emosi seseorang.
Sebagian besar orang pernah mengalami kelelahan emosional dalam berbagai bentuk. Seperti sedih karena kepergian orangtua, cemas terhadap masa depan, gagal meraih sesuatu, mengalami peristiwa yang tidak diinginkan, marah pada kesalahan diri sendiri, dan sebagainya. Lalu, apa yang harus dilakukan? Siapa yang seharusnya menyembuhkan luka itu?
Untuk yang belum selesai dengan masalah emosinya sendiri, beberapa cara di bawah ini semoga bisa membantu menyembuhkan diri sendiri dari dalam.
  1. Me Time
Masalah yang belum selesai pada sebagian orang umumnya berkaitan dengan kehadiran orang lain. Me time ini berguna untuk membuat setiap orang memikirkan dirinya sendiri terlebih dahulu. Bagaimanapun orang lain memperlakukannya, diri kita masih bisa memilih untuk bahagia.
Saat seseorang terlalu sibuk memikirkan orang lain, terkadang ia lupa memikirkan diri sendiri. Meluangkan waktu untuk diri sendiri benar-benar akan membuat kita merasa lebih bermakna.
Membuat kita merasa bahwa pusat dari segala kehidupan ini adalah diri sendiri. Orang lain hanyalah pelengkap kebahagiaan.
  1. Berdialog dengan Diri Sendiri
Bicaralah pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya diinginkan. Jujur pada diri sendiri lebih baik ketimbang melampiaskan segala perasaan buruk kita pada sesuatu. Satu-satunya orang yang mampu berbicara dengan lubuk hati terdalam adalah diri sendiri. Saatnya mulai memahami diri sendiri untuk bisa bersyukur atas apa yang hidup ini berikan.
  1. Berdamai dengan Keadaan
Mengingat kembali peristiwa-peristiwa buruk yang masih membekas di hati memang tak terhindarkan. Setiap orang berhak marah atas hal itu. Orang yang hatinya terluka sangat dalam tidak akan dengan mudah melupakannya. Namun, apakah dengan menyalahkan keadaan atas atas semua peristiwa buruk itu bisa dibenarkan? Apakah dengan mengutuk keadaan bisa membuat batin kita tenang? Tidak. Alangkah lebih bijaknya kita jika mencoba berdamai dengan keadaan. Menerima setiap keadaan yang menimpa kita ini sebagai guru kehidupan yang menempa pribadi kita lebih baik lagi.
4.      Jadikan penyesalan sebagai kekuatan
Sebagian orang pernah mengalami hal yang memalukan dalam hidupnya. Sebagian lain juga pernah berbuat kesalahan yang sudah disesalinya. Namun, tidak sedikit pula mereka yang menyesal tak ada habisnya, hingga menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Gelisah, cemas dan terus memikirkan hal tersebut membuat hati seseorang lelah.
Oleh karena itu, jadikanlah sebuah penyesalan terberat sekalipun di dalam hidup kita ini sebagai pelajaran. Boleh sesekali mengingat kejadian itu, tapi gunakanlah sudut pandang yang berbeda. Bicaralah pada diri sendiri bahwa melakukan kesalahan itu wajar. Yang perlu dilakukan hanyalah belajar untuk tidak mengulanginya.
5.      Tempatkan Masa Lalu pada Tempatnya
Setiap orang punya kisah masa lalunya masing-masing. Tidak sedikit mereka memiliki masa lalu yang kelam hingga membuat masa kininya tidak tenang. Namun, kita tidak bisa mengubah peristiwa yang telah terjadi. Sebagai manusia, yang bisa dilakukan hanyalah mengubah respon kita terhadap masa lalu itu. Untuk itu, jadikanlah masa lalu sebagai guru yang mendewasakan.
Masa lalu hadir di masa kini bukan untuk terus disesali, tapi untuk dimaknai. Memaknai kembali pengalaman masa lalu dengan respon yang positif sangat membantu penyembuhan hati kita.
6.      Menulis ekspresif
Menulis punya kekuatan untuk menyembuhkan diri kita dari dalam. Menulis ekspresif adalah menulis untuk mengutarakan segala perasaan yang dialami. Tidak perlu memperhatikan aturan seperti tanda baca, ejaan, dan sebagainya. Intinya, menulis ekspresif adalah sebuah upaya untuk mengungkapkan segala emosi yang dirasakan saat stress datang. Dengan menuliskan segala kekesalan itu dapat membantu kita untuk melihat masalah dari sudut pandang yang lain.
 
www.pixabay.com
Saya yakin bahwa setiap orang adalah penyembuh terbaik bagi dirinya sendiri. Setiap luka batin, masa lalu yang kelam, pengalaman pahit, kegagalan hidup hanyalah sebuah peristiwa. Setiap peristiwa bisa disikapi dengan bijaksana dan setiap luka yang membekas bisa disembuhkan. Setiap hal buruk di dunia ini akan terus terjadi, maka maknailah semua luka itu sebagai ujian perjalanan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar